Syahdan, pada suatu ketika, presiden Megawati
berkunjung ke Thailand. Ia bertemu dan kemudian bertanya pada Raja
Bhumibol Adulyadej, "Kenapa pertanian di Thailand begitu maju?" Dengan
santun Raja Bhumibol yang pernah belajar di IPB (Institut Pertanian
Bogor) itu menjawab, "Saya belajar dari Indonesia,....!" Indonesia,
memang selalu menjadi pembelajaran bagi siapapun. Termasuk
bagi Obama, Hugo Chavez, Mahathir Muhammad, dan apalagi negara-negara
di Afrika Selatan. Dan hasilnya? Negeri dan manusia pembelajar, selalu
menjadi lebih baik, dibanding guru yang hanya berbekal talenta dan
pemberian yang tak terawat.
"Lho, presidenmu 'kan lulusan IPB dengan
gelar doktor dan cum-laude?" lain waktu Raja Bhumibol bertanya pada SW,
yang tak sengaja menemuinya di Pasar Klithikan.
"Halah, sampeyan
ini 'kan raja. Raja 'kan monarkhi, bukan berdasar demokrasi modern.
Kami-kami 'kan budak teori modernisasi, pis deh!" entah siapa yang
jawab, karena SW cuman diem saja.
Maka kemudian ramailah pasar klithikan yang menjual barang-barang bekas pakai (yang ternyata tetap bisa dipakai lagi) itu.
"Lho, katanya, di Inggris sudah ada parlemen, waktu Gajah Mada
melakukan sumpah tan amukti Palapa?" tukas seorang penjual kaset bekas,
"jadi, monarki ama demokrasi modern sama-sama ketinggalan jaman dong?"
"Ya, tapi 'kan kita berkarakter budak terjajah, dari Sabang-Merauke
citarasa kita sama deh," sahut seorang penjual barang rongsokan, "dari
soal makanan, sepatu, pakaian, hingga filsafat dan teori politik, luar
negeri minded! Meski sama-sama jadulnya!"
"Ohhh, pantes, makanya yang mengiklankan diri jadi capres di TV itu kok pada cadel-cadel semua,..." kata penjual TV bekas.
"Yang mana?" tanya si penjual makanan bekas.
"Itu yang ngomongnya bareng tante Titik Puspa, syintailah floduk-floduk Endonesiaaah, haiyaaa,...!"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO
Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...
-
Catatan Tambahan: Tulisan ini sebenarnya saya tulis serius karena diminta oleh sebuah blog di Yogyakarta, yang bertagline; “Sedik...
-
UMAR KAYAM, lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun, seorang sosiolog, novel...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar