Dialog Imajiner Suatu Hari

“Hal paling sejati dalam diri kita adalah kemampuan mencipta, menyelesaikan, menjalankan, mengubah, mencintai, dan menjadi lebih kuat dari penderitaan yang kita alami,” Ben Okri, si penulis asal Nigeria membuka percakapan.
“Peliharalah impian Anda selamanya," Gail Devers, juara Olympiade dan juara dunia lari 100 meter asal Amerika Serikat, menimpali. "Pahami bahwa untuk mencapai sesuatu membutuhkan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri, visi, kerja keras, tekad, dan dedikasi. Ingat, semua hal menjadi mungkin bagi orang-orang yang yakin.”
“Karenanya," Albert Einstein menukas, "pengalaman adalah satu-satunya sumber pengetahuan.”
“Tapi masalahnya,..." sejarawan dan penulis esai asal Skotlandia, Thomas Carlyle menukas, "dalam kemalasan terdapat keputusan yang abadi.”
"Ah, sampeyan semua ini, tukang kata-kata," tiba-tiba seseorang yang tak mau disebut namanya nyeletuk. "Hidup tak semudah kata-kata,...!"
"Huahahaha," tiba-tiba Rendra tertawa dengan gaya teatrikal, “Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.”
"Ooooh, gitu ya? Kupikir kalau udah baca kata-kata bijak, hidup terus berubah. Harus diperjuangkan dulu ya?" bertanya seseorang.
"Lha iyes, dogol" celetuk lainnya lagi, yang juga sama-sama tak diketahui identitasnya.
Makbedunduk dan ujug-ujug, Confucius sang filsuf asal China menggeremeng, bagai litani yang sunyi, “Aku dengar lalu aku lupa. Aku lihat lalu aku ingat. Aku lakukan lalu aku mengerti,..."