Suatu hari (Guntur Soekarnoputra, sulung Sukarno yang menulis "Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku", menceriterakan kejadian "antara tahun 1958-1959" sebagai berikut); Kepala Rumah Tangga Istana Cipanas, Oom Burger, seorang Warga Negara Swiss, menghadiahkan Sukarno sepasang anak kambing. Menurut Guntur, kalau tak salah namanya ”Si Manis” dan ”Si Bandot”.
Kedua kambing ini, bersamaan waktu, bukan hanya makin besar tapi juga makin kurang ajar. Terpaksa Sukarno harus mempekerjakan gembala kambing, supaya embek-embek itu tak melahap tanaman hias di halaman istana.
Si Bandot, karena embek cowok, agak berlebih kurangajarnya. Karena ia makin merajalela merusak tanaman. Para project officer sang kambing sampai kehabisan akal untuk menjinakkan.
Mereka pun menghadaplah pada Bung Karno, "Kami boleh usul, apa Bandot dan Manis boleh kami ikat saja, agar jangan berkeliaran ke sana ke mari?"
"Aja!" jawab Bung Karno melarang.
"Lha, kados pundi Pak? Menapa mboten becik dipun sate kemawon Pak? Sampun lemu-lemu," kata salah satu penggembala, yang maksudnya apa tak lebih baik disate saja karena dua kambing itu gemuk-gemuk.
"Gendeng kowe,..." gerutu Bung Karno, yang dikenal penyayang binatang itu.
Untuk beberapa saat, si Bandot dan Manis tidak lagi menimbulkan soal yang serius. Paling-paling hanya membuat Musli, pengasuhnya, lari pontang-panting mencegah mereka tak merusak tanaman.
Persoalan timbul lagi, ketika si Bandot memasuki masa dewasa. Setiap benda ia seruduk. Mobil parkir ditanduknya. Pohon besar diterjang. Dan yang paling lucu bila ada (manusia) yang disangkanya si Manis. Saat itu, si Bandot memang sedang hot-hotnya fall in love dengan si Manis. Nah, sembari mengembik, si Bandot melompat, menyeruduk, sampai tubuhnya menimpa salah satu dari 10 pot antik yang berderet rapi di tangga. Pot kesayangan Bung Karno itu pecah berantakan. Akibatnya, si Bandot berhenti mengejar dan berdiri termanggu-manggu. Mungkin kepalanya puyeng juga.
Akibat ulah itu, terpaksalah proyek officer dan pengasuh para kambing menghadap Bung Karno, melapor, "Pak, kula bade laporan. Pot antik yang di tangga penjagaan depan, pecah diseruduk si Bandot,...."
Dengan wajah merah padam, Bung Karno melirik ke arah Guntur, dan berkata, "Tok, kau setuju, kalau si Bandot kita sembelih saja, buat sate?"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO
Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...
-
Catatan Tambahan: Tulisan ini sebenarnya saya tulis serius karena diminta oleh sebuah blog di Yogyakarta, yang bertagline; “Sedik...
-
UMAR KAYAM, lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun, seorang sosiolog, novel...
saya PAK SLEMET posisi sekarang di malaysia
BalasHapusbekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan