Syahdan, pada suatu hari, Oemar Said Tjokroaminoto dihadapkan ke depan Pengadilan Tinggi Belanda (Raad van Justitie) karena difitnah. Peristiwa ini terjadi di jaman penjajahan Belanda, di hadapan majelis hakim-hakim Belanda.
Hakim pengadilan itu, seorang Belanda, bertanya dengan angkuhnya, "Tuan Tjokro, apakah Tuan tahu di hadapan siapa Tuan sekarang berdiri?"
Tjokroaminoto (yang memang dalam posisi berdiri) diam, tidak menjawab.
Hakim kembali bertanya, dengan nada setengah membentak, "Tahukah Tuan bahwa Tuan berdiri di hadapan Voorzitter Raad van Justitie!"
Kembali Tjokroaminoto diam. Tidak menjawab.
Namun, beberapa saat kemudian, Tjokroaminoto menjawab tenang, dengan balik bertanya pada voorzitter (ketua) Pengadilan Tinggi itu, "Tuan Voorzitter Raad van Justitie, tahukah Tuan di hadapan siapa sekarang Tuan duduk?"
Tjokroaminoto berhenti sejenak. Ruang pengadilan senyap. Menunggu.
Tjokroaminoto dianggap rakyat sebagai Ratu Adil yang dinantikan, atau sering dihubungkan dengan Prabu Heru Tjakra juru selamat yang dijanjikan seperti dalam ramalan Jayabaya (Dahm, 1969). Tapi Tjokroaminoto menolak. Katanya, Ratu Adil bukan dalam ujud manusia, tapi dalam ujud ide, yakni sosialisme.
Tjokroaminoto lahir di Bakur, Madiun (Jawa Timur) pada 16 Agustus 1882, penggagas dan ketua Sarekat Islam [yang juga guru politik Sukarno muda itu], meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934, oleh Tan Malaka [dalam 'Dari Penjara ke Penjara'] disebut; "... seorang yang di mulut orang Barat pasti akan disebut 'the uncrowned king (raja tak bermahkota) of Indonesia, yang bersikap ramah pada siapa saja yang menghampiri,.."
Pemikir sosialisme Islam ini, kembali ke cerita awal, di depan para hakim-hakim Belanda itu meneruskan jawabannya, lugas, "Tuan duduk di hadapan Ketua Central Sarekat Islam seluruh Indonesia!"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO
Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...
-
Catatan Tambahan: Tulisan ini sebenarnya saya tulis serius karena diminta oleh sebuah blog di Yogyakarta, yang bertagline; “Sedik...
-
UMAR KAYAM, lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun, seorang sosiolog, novel...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar