Catatan Sunardian Wirodono
Kenal Po? Panda ndut dalam film "Kungfu Panda", yang untuk bangun dari tidur pun susah-payah, dan ketika bergerak pun bermasalah? Bagaimana mungkin ia bisa menjadi pendekar kungfu? Tapi Master Oogway justeru meyakininya, meski Shifu asisten kepercayaannya sama sekali tidak mempercayai hal itu.
Po kerap kali dipandang sebelah mata oleh Shifu, yang akhirnya menjadi master setelah Master Oogway mangkat. Menurutnya, Po tak berbakat dan butuh waktu lama untuk menjadi pendekar.
Tapi akhirnya, Master Shifu yang awalnya ogah-ogahan melatih Po, bersedia melatihnya. Shifu, dalam bimbingan spiritual Master Oogway, akhirnya membimbing Po, sekali pun dengan susah payah. Kita tidak akan bisa mengembangkan orang lain, jika kita tak menghargai kemampuan mereka. Begitu setidaknya inspirasi dari Oogway.
Meski pun, pada awalnya, justeru Po yang frustrasi, karena tak satu pun ajaran Shifu yang nyantol di otaknya. Master Shifu tak berhenti memberi semangat dan meyakinkan Po. Seorang Ksatria tak akan menyerah dengan rintangan apa pun. "You cannot leave! A real warrior never quits!" begitu nasehat Master Shifu. Dan pada akhirnya, Po memang mampu menguasai ilmu Kungfu.
Po dan Shifu, pada hakikatnya adalah dua contoh baik tentang berfikir negatif. Betapa diri kita mudah menyerah, gagal mencapai impian atau tujuan gara-gara berpikir negatif pada diri sendiri. Po frustrasi karena meyakini dirinya takkan mampu menguasai kungfu. Master Shifu under-estimate atas Po, dan meyakini Po tidak akan bisa melakukan apa yang ada dalam keyakinan Oogway.
Tapi, akhirnya kita tahu, Master Oogwaylah yang benar. Pegangan Master Oogway sangat sederhana. "Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the present." (Masa lalu adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah anugerah, karena itu saat ini bisa juga disebut 'hadiah').
Jangan biarkan diri kita dihalangi kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Berjuanglah, karena masa sekarang telah dianugerahkan Tuhan pada kita.
Bagaimana akhirnya Shifu mengajar Po? "But perhaps that is my fault. I cannot train you the way I have trained the Five. I now see that the way to get through to you is with this (a bowl of dumplings),..." demikian kata Master Shifu pada Po.
Po doyan makan, dan selalu bersemangat dengan makanan. Kelebihan Po ini dijadikan siasat Shifu membantu Po menguasai teknik-teknik ilmu naga, untuk melawan Tai Lung, murid kesayangan Shifu yang berkhianat.
Hal yang sama juga bisa kita terapkan pada diri kita, karena masing-masing individu memiliki keunikan. Gali dan temukan sisi unik Anda. Jadikan sebagai pemicu keberhasilan tujuan yang ingin Anda raih.
Dalam tataran lebih lanjut, persoalannya adalah keyakinan. Yakni ketika Po sudah menguasai ilmu kungfu, dan ia dihadapkan pada ujian tingkat lanjut. Meski pada akhirnya Po hampir putus asa, karena tak juga berhasil memecahkan rahasia Kitab Naga, yang isinya hanya lembaran-lembaran kosong, namun ia ingat nasehat ayahnya. Nasihat ayahnya saat memberikan resep rahasia sup mie keluarga mereka. Bahwa resep itu, teori itu, wasiat atau keajaiban itu, tidak ada.
Po yang hampir frustrasi ketika bertanding melawan Tai Lung, kembali bangun dan sadar. Po memandang dirinya lebih positif, bahwa dia bisa mengalahkan Tai Lung dan menyelamatkan Master Shifu. Tak ada urusan dengan Kitab Naga. Yang penting adalah keyakinan diri!
Sama halnya jika kita berpikir diri kita spesial dan berharga, kita pasti punya kekuatan untuk melakukan hal-hal spesial. Kita pasti bisa, jika kita berpikir 'kita bisa'. Ingat juga nasehat Master Oogway, "You just need to believe, believe in yourself!" Karena rahasia menjadi spesial adalah yakin dan percaya, bahwa kita adalah pribadi yang spesial.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO
Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...
-
Catatan Tambahan: Tulisan ini sebenarnya saya tulis serius karena diminta oleh sebuah blog di Yogyakarta, yang bertagline; “Sedik...
-
UMAR KAYAM, lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun, seorang sosiolog, novel...
Saya begitu menyukai artikel yang disajikan dalam blog ini,
BalasHapusSemoga sukses terus memberikan informasi bermanfaat utk semua orang.