Sempurnakah Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia? Belum. Tapi ia
membawa Indonesia lebih jelas dan terarah. Tentu saja kita bisa berdebat sengit
soal itu, tapi ia Presiden yang memiliki tendensi lebih sedikit.
Ia lebih bisa melepaskan diri dari jebakan betmen kekuasaan. Lebih bisa
melepaskan diri dari isu militer-sipil, nasionalisme-agamaisme-komunisme,
teknokrat-birokrat, dan berbagai isu yang sering dikedepankan, ketika diskusi
kita macet dalam kepentingan kelompok masing-masing.
Hal itu karena type atau model kepemimpinan androginies, sebagai karakter
kepemimpinan yang berangkat dari karakter individualnya. Sebagaimana watak
perubahan dunia yang semakin adaptif, lebih karena hukum dari komunikasi adalah
membangun sinergitas. Semakin dibutuhkan kepemimpinan yang mau mendengarkan,
dan kemudian mengkoordinasi atau bahasa kerennya mensinergikan.
Gambaran mengenai kepemimpinan macho, tegas, berani, gagah-perkasa,
mengalami perubahan dan pergeseran significant. Mitologisasi, sakralisasi,
mistifikasi mengenai tokoh, digantikan oleh yang bernama jejak digital yang
disebut track-record.
Indonesia berada dalam situasi transisi itu. Jika Jokowi kompromis,
terpaksa harus mengampu orang-orang lama (yang, mungkin menurut kita sendiri, bermasalah),
hal itu lebih menunjukkan bahwa ia memiliki proyeksi atau arah yang jelas. Itu
menunjukkan kelasnya sebagai politisi, bukan sekedar politikus. Ada situasi yang
harus diselamatkan. Jika tak bisa ambil semuanya, jangan lepas semuanya.
Di situ kelas Jokowi menjadi lebih matang dan dewasa. Ia contoh yang pas
mewakili pandangan generasi baru Indonesia. Kepemimpinan bukan sekedar sejarah,
tetapi juga arah. Tentu saja, ini mengundang masalah bagi yang tak ingin
berubah. Ingin tetap berada dalam zona nyaman, karena hanya memikirkan kepentingan
diri-sendiri.
Dua periode atau 10 tahun kepemimpinan SBY, Indonesia berada dalam situasi
ekonomi global yang tidak buruk. Namun justeru Indonesia sama sekali tak
beranjak. Kebalikannya dengan periode kepemimpinan Jokowi, Indonesia berada di
tengah pertumbuhan perekonomian dunia yang secara umum cenderung melambat,
namun pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 mengalami peningkatan sebesar 5,15%.
Laju inflasi juga terjaga. Utang Negara yang selalu digemborkan kubu
Prabowo sebagai membesar, juga lebih terjaga. Apalagi mengingat peruntukan dan
pemakaiannya. Level utang dalam batas aman dengan rasio APBN. Sebagaimana
diamanatkan pasal 12 ayat 3 Undang-Undang tentang Keuangan Negara, maksimal
utang pemerintah maksimal 60% terhadap PDB. Saat ini pemerintah selalu menjaga
rasio utang terhadap PDB dalam batas psikologis, pada kisaran 30%.
Merujuk realiasi sementara APBN 2018, pendapatan negara melampaui target APBN
(102,5%), pertama kali sejak 2011. Efeknya, realisasi defisit anggaran negara
mengecil, hingga menjadi yang terkecil sejak 2012. Isu tentang gali lubang
tutup lubang, sebagaimana acap dilakukan pemerintahan SBY, juga dengan mudah
dibantah dengan data dan fakta karena posisi APBN yang aman.
***
Berbagai hoax yang ditembakkan ke arah Jokowi, hanya berdasar keputus-asaan
karena susah menemukan titik lemah Jokowi. Hoax soal tingginya pengangguran dan
kemiskinan di jaman Jokowi, seperti ditudingkan PKS dan Titiek Soeharto serta
koalisi oposisi, terpatahkan dengan capaian pemerintah. Bahwa tingkat
kemiskinan dari 11,25% (Maret 2014) menjadi 9,82% (Maret 2018). Tingkat
kemiskinan satu digit itu, pertama kali dicapai Pemerintah Indonesia sejak Indonesia
merdeka.
Ketika Jokowi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia, Oktober 2014, ekonomi Indonesia berada dalam situasi buruk. Secara
akuntansi sudah insolvent. Berada di jurang kebangkrutan. Sejak 2012 total penerimaan (dikurangi belanja) negara, sudah defisit.
Tak tersisa untuk bayar hutang dan bunga. SBY
melakukan gali lobang tutup lobang dengan permainan anggaran pada tingkat
pencapaian di bawah 70%, agar hutang lebih dulu dibayar.
Pihak Pasar Uang
mengetahui fundamental ekonomi Indonesia lemah. APBN kita dinilai tidak
kredible. Sama dengan Turki, lebih banyak ‘politik’-nya daripada tindakan
berdasar kepentingan ekonomi. Apalagi dalam APBN Perubahan 2014, defisit primer
berada di angka Rp 111 triliun.
Usulan untuk
menerbitkan Global Bond melalui 144A, untuk mendapatkan uang cepat guna mengatasi
defisit, demikian juga tawaran World Bank memberikan standby loan, semuanya ditolak
Jokowi. Mungkin latar belakangnya sebagai pengusaha membuat Jokowi bisa sangat praktis
dan realistis. Ini bukan soal financial resource atau revenue resource. Masalah
Indonesia ialah masalah mental. Mudah ngutang tapi tak bisa mengelola. Bukan hanya
salah belanja, tapi juga korupsi.
Jokowi melakukan
reformasi APBN. Dan ini benar-benar terpaan angin puting-beliung bagi dunia
usaha dan elite politik. Kebijakan ekonomi harus bertumpu kepada pendapatan
real, tak ada distorsi dengan bisnis rente. Hasilnya? Dalam tiga tahun
pemerintahan Jokowi, APBN kita dinilai kredible oleh Financial Community. Belanja
dan penerimaan secara dapat dimonitor
oleh pemain pasar. Ketika APBN sehat, pasar akan bereaksi positif.
Di situ bisa
dibuktikan, Jokowi pemimpin yang tegas dan teguh. Memiliki prinsip dan
integritas. Tak ada hubungan dengan tubuh cungkring, ngomong klemar-klemer,
bahasa Inggris tidak faseh. Tapi ia berada di luar gambaran jagoan yang
dibayangkan kelompok kelas menengah, dan para penganut Soehartoisme. Jokowi juga
bukan tentara, apalagi tentara yang dipecat, tapi ia bisa membuktikan kepemimpinan
yang lebih firm dan disiplin dibanding Soeharto dan SBY yang bekas tentara.
Kalaupun pemerintah
Jokowi berhutang ke pasar, itu murni business. Tak ada perselingkuhan politik
kecuali yield dan trust market. Jokowi melakukan serangkaian kebijakan ekonomi
dengan fokus membuat APBN kredibel. Dan itu membuat elite politik dan pengusaha
pening. Apakah itu kemauan Jokowi, karena dendam kemiskinan masa lalunya? Bukan.
Karena Indonesia memang tidak punya pilihan lain, agar bisa maju dan mandiri
secara terhormat.
***
Ini tentang dunia yang
berubah. Jika ingin pemerintah memiliki financial freedom melaksanakan agenda
besarnya, agar pasar uang dan pasar dunia percaya, negara harus diurus dengan
profesional. Bukan karena tak becus ngurus kemudian nyebar fitnah, dengan
jualan isu agamalah, komunislah, asenglah. Itu hanya bisa dilakukan oleh para
pecundang.
Era telah berubah. Pola
kepemimpinan dan pemikiran yang dijanjikan Prabowo, bahkan oleh Sandiaga pun,
sudah lewat. Bukan jamannya lagi. Apalagi jika hal itu lebih karena
ketidakmampuan mereka merumuskan masalah. Atau bahkan hanya ingin membuat
masalah baru, dengan bayangan demi keuntungan kelompok mereka sendiri.
Jokowi sendiri tentunya
bukan manusia sempurna, bukan orang pinter. Mungkin pinteran Rocky Gerung, atau
Neno Warisman. Tapi Jokowi manusia yang mau mendengarkan, dan bisa
mensinergikan potensi-potensi baik. Lihat para menteri pilihannya yang bekerja.
Prestasinya lebih bagus daripada beberapa menteri yang masih bau-bau
Soehartoisme.
Sudah barang tentu, prestasi-prestasi Jokowi akan ditolak oleh yang tidak
berpretasi (atau tidak suka prestasi, tapi sukanya memburu prestise).
Perubahan-perubahan yang dilakukan Jokowi, juga akan ditentang mereka yang tak
mau berubah. Kenapa tak mau berubah? Karena kalau berubah mereka akan
tersingkir, atau kehilangan lahan suburnya. Tak ada pertimbangan ideologis,
tapi lebih sekadar kepentingan diri-sendiri, keluarga, dan kelompok, yang hanya
sebatas perut dan selangkangan.
Jokowi adalah jembatan perubahan, untuk mengantar ke generasi baru dengan
dunia baru. Ia penting untuk mengantar transisi generasi. Dari yang masih
berwarna obar-abir, di mana masih ada warna orde-bauk Soehartoisme, ke warna Indonesia
Baru yang lebih dominan dengan generasi baru dan pandangan baru.
Dalam periode pertama, Jokowi mungkin saja masih terlalu kompromis, entah
karena masih punya kepentingan dengan kemungkinan kepemimpinan periode kedua,
atau karena all the president mens yang ada di sekitarnya bukan hal mudah untuk
ditaklukkan.
Tentu akan menjadi berbeda ketika berada di periode terakhir atau kedua, Jokowi
akan lebih kuat negosiasinya karena nothing to loose. Karena jika berkait
revolusi mental sebagaimana dicanangkan dalam Nawa Cita, bukan perkara sulapan.
Butuh proses dan kebersinambungan. Padahal, itulah masalah terbesar bangsa dan
negara Indonesia, yakni keterbelakangan mental, karena terlalu lama diperbudak
oleh para politikus sontoloyo.
Ke depan, dengan pemerintahan yang on-the track, akselerasi perubahan akan
lebih kencang dan tak terbendung. Keep rock ‘n roll, Mr. President!
@sunardian, dengan mengolah data Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
dan Finansial Community, 2018, dan dari berbagai sumber sekunder.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.