Minggu, November 11, 2012

Perjalanan Kupu-kupu, Perjalanan Kehidupan


 Seorang anak kecil berlari-lari kecil di tepian hutan pagi. Ia bermain dan berceloteh dengan riang. Hingga akhirnya ia merasa lelah, dan berbaring di bawah pohon rindang. 

Tengah berbaring, tiba-tib
a matanya tertuju sebuah benda yang bergerak-gerak di sebatang dahan.
Ia segera bangkit. Mendekati dan kemudian mengamati benda tersebut. Ternyata adalah sebuah kepompong kupu-kupu.
Bayi kupu-kupu yang berada dalam kepompong itu, menggeliat berusaha keluar. Bukan usaha yang mudah, karena lubang kepompong itu tampak terlalu kecil. Membuat calon kupu-kupu itu kesulitan untuk keluar.
Sekian waktu mengeliat-geliat, bayi kupu-kupu itu terdiam sejenak. Mungkin istirahat karena kecapaian.
Anak kecil yang sedari tadi mengamati kejadian itu, merasa iba melihatnya. Karena ingin menolong sang kupu-kupu, anak itu berlari ke rumahnya, mengambil gunting, kemudian kembali ke kepompong itu.
Dengan penuh kehati-hatian, sang anak membedah kepompong dengan guntingnya, sehingga kulit itu terbuka. Anak kecil itu merasa lega. Namun dia merasa heran, karena kupu-kupu itu badannya kecil. Sayapnya tak bisa mengembang dengan sempurna.
Walau kupu-kupu itu berusaha berkali-kali, tetap saja tak mampu mengepakkan sayapnya. Kupu-kupu itu pun tak pernah bisa terbang.
Alangkah malangnya.



Entahlah, adakah anak kupu-kupu itu, atau anak kecil yang penolong itu, pernah membaca dongeng. Bahwa kesulitan yang datang, akan menempa kita menjadi sosok yang kuat menjalani kehidupan.
Sebenarnya kupu-kupu tersebut tengah dalam proses untuk menguatkan tubuh dan sayapnya. Namun karena datangnya bantuan, justru membuat proses tersebut terganggu, dan membuat sang kupu-kupu menjadi lemah, dan tak bisa terbang.
Demikianlah juga manusia. Ketika kita sering menghadapi kesulitan dan cobaan hidup, dan kita berusaha untuk mencari jalan keluar, dengan menggunakan seluruh potensi dan kemampuan yang kita miliki, sesungguhnya itu berarti kita tengah menguatkan sayap-sayap kita, agar sentausa dan bisa terbang menuju kesuksesan.
Kemudahan dan kenyamanan dalam hidup, diam-diam suka menyebabkan kita menjadi statis. Tidak memiliki variasi dalam hidup, yang menyebabkan kemandegan untuk mengembangkan kreativitas dan penempaan mental.
Kesulitan demi kesulitan, sesungguh-sungguhnya, adalah obat mujarab, agar kita tetap dinamis dan berkembang kreativitasnya. Orang-orang sukses adalah orang yang suka akan tantangan dan kesulitan, karena disitulah mereka menemukan semangat, dan gairah hidup.
Bahkan, tak segan, mereka sengaja membuat kesulitan-kesulitan, ketika kondisi mereka sudah nyaman. Air tenang membahayakan, tapi air beriak memberikan tantangan, meski kebanyakan akan berkata ‘air beriak tanda tak dalam’. Sedalam apakah pengetahuan kita tentang kedalaman?
Welas tanpa alis, kata orang Jawa, ialah justeru ketika dengan bantuan kita, yang lahir adalah belenggu. Betapa banyak anak-anak kita, generasi muda, justeru tumbuh dalam kedunguan dan ketakutan, karena dalih kasih-sayang orangtua yang penuh kekhawatiran di balik hardikan-hardikannya, atau bahkan pemanjaan-pemanjaannya.



Orang yang Selalu mengeluh ketika dihadapkan pada kesulitan dan permasalahan, serta selalu mengharapkan bantuan dan pertolongan orang lain dalam menghadapinya, akan menjadi manusia yang lemah, dan tak akan pernah menemukan kesejatiannya, juga kesuksesannya yang sejati, yakni menjadi diri-sendiri. Metharming with love for you fam and who-ever!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...