Rabu, Januari 25, 2012

Dongeng Tentang Makna Kata

Syahdan, pada jaman dahulu banget, ketika belum ada politikus busuk banget dan presiden buluk banget, adalah dua orang kakak-beradik. Mereka belum lama ditinggal ayahnya. Ditinggal meninggal maksudnya, karena tidak sopan meninggal ajak-ajak orang lain, kecuali karena kegemblungan orang mabuk yang menyetir mobil. Di samping masing-masing mendapat warisan toko, mereka juga mendapatkan dua pesan penting: Pertama, jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu. Dan kedua, jika engkau pergi dari rumah ke tokomu, jangan sampai muka kamu terkena sinar matahari.
Waktu pun berjalan terus, kadang berhenti sebentar karena traffic jam. Dan terjadilah apa yang mesti terjadi, beberapa tahun kemudian, si anak yang sulung bertambah kaya, sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Apa pasal? Itulah yang ditanya sang Ibunda, kepada dua anaknya.
"Yah, ginilah gara-gara ngikutin nasehat ayah," sungut si bungsu yang semakin miskin, "Ayah berpesan, kita tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepada kita. Akibatnya, modalku susut karena orang yang berhutang tidak membayar. Sementara aku tidak boleh menagih,..."
"Terus? ujar ibunya.
"Ayah juga berpesan, kalau pergi atau pulang dari toko, tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya aku mesti naik tandu atau joli. Padahal, jalan kaki saja 'kan cukup? Gara-gara nurutin pesan ayah, pengeluaranku bertambah banyak,..." si bungsu tampak terus menggeremeng.
"Lha, bagaimana kamu, Nak, apa yang terjadi denganmu?" bertanya sang ibu pada anak sulungnya, "Kok kamu jadi makin kaya, kayak lagunya Rhoma Irama,..."
"Wong ini dongeng jaman dulu kala kok, ada Rhoma Irama segala, Bunda,...!" si bungsu menyahut kheki.
"Ups, sorry, Guys!"
"Ini semua karena saya mentaati pesan ayah," jawab anak sulung. "Ayah berpesan, agar saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya. Maka saya tidak menghutangkan uang saya, hingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar berangkat dan pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Jadinya, toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup,... Gitu deh,...!"
Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...