Oleh Sunardian Wirodono
Pada suatu siang, serombongan orang Jombang yang lagi pertemuan di Jakarta, mampir di warung Rujak Cingur Asmuni di Slipi. Bertemu dengan Asmuni (mantan pelawak Srimulat), akhirnya jadilah reriungan itu semacam reunian dan muncullah cerita-cerita nostalgia, sampai ke cerita jaman perang. Kebetulan, Asmuni waktu di Jombang adalah juga anggota tentara rakyat, yang turut serta dalam perjuangan perang kemerdekaan.
Dalam cerita itu, muncul rasa kejengkelan mereka dengan pasukan Hisbul Wathon. Pasukan ini, sangat lekat dengan kyai. Sebelum maju perang, tradisi mereka menyorongkan bambu runcing untuk diberi isim, doa, oleh kyai mereka. Demikian juga mereka diberi mantra agar sakti, tak tembus peluru.
Lho kenapa Asmuni cs., tak menyukai pasukan yang religius ini? Konon kabarnya, setiap operasi militer yang bersifat rahasia, lebih sering gagal jika diikuti oleh pasukan HW itu. Kenapa? Karena yang mestinya operasi berjalan diam-diam, eh, begitu hendak tiba ke sasaran, anggota pasukan HW itu biasanya lantas teriak-teriak, bertakbir, "Allahu Akbar, Allahu Akbaaaarrrr,..."
Tentu saja, pihak musuh (yakni tentara Belanda) memberikan serangan balik, memberondong para pasukan HW dengan peluru timah panas. Dan gagallah operasi rahasia itu.
Eh, setelah mendapat isim dari sang kyai dan mantra kesaktian itu, apakah mereka benar sakti, tidak tembus peluru dan menang perang dengan bambu runcingnya?
"Ya, tidak, tetap saja mereka moik (mati)," sungut Asmuni, "dan kocar-kacirlah kami dikejar Belanda,...."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO
Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...
-
Catatan Tambahan: Tulisan ini sebenarnya saya tulis serius karena diminta oleh sebuah blog di Yogyakarta, yang bertagline; “Sedik...
-
UMAR KAYAM, lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun, seorang sosiolog, novel...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar