Ssst,
ini tetap merupakan surat tertutup dan rahasia. Jangan sembarang dibuka
di tempat umum. Hati-hati membacanya, jangan sampai tumpah.
Siapakah yang paling PKI di Indonesia ini? Partai Kenthir Indonesia tentu. Dialah partai obar-abir yang paling tidak konsisten. Politikus yang tidak konsisten, bisa dipastikan berpolitik tanpa udel dan utek. Udel dan utek itu penting, agar tak menghalalkan segala cara meraih kemenangan dan kekuasaan. Mereka yang halalkan segala cara, ialah calon penindas rakyat untuk balas budi para kolaboratornya.
Sia-sia saja kita ladeni perdebatan di twitter, blog, atau facebook, dengan para die-hard yang dipimpin komandan cyber Noudhy Valdryno, Digital Strategist bayaran partai. Ia lulusan Hubungan Internasional dan Sosiologi University of Melbourne, Australia, yang sebenarnya bisa menjadi money maker di Australia dengan AU$ 4-5 ribu/bulan. Tentu sebagai penanggung jawab media online resmi partai, tidak mungkin digaji lebih rendah dari itu. Dengan profesional ia membuat akun media sosial, membuat jaringan untuk kader partai agar mereka bisa saling berinteraksi, membuat web series Mas Garuda, streaming radio dan bahkan game, hingga tampilan cyber-war capresnya jauh lebih genuine, terencana, dan terukur dibanding para amatiran relawan Jokowi. Noudhy bukan lawan Jokowi Lovers yang tak bisa nahan emosi karena terlalu melibatkan hati-nurani.
Dengan profesionalisme dan kemampuan menahan emosi, Noudhy bisa lebih dingin memainkan isu-isu SARA, sekalipun ia sendiri WNI keturunan China, yang sering jadi korban dari isyu yang dimainkannya sendiri. Kalian tak ada apa-apanya, karena pakai perasaan. Jagoannya disindir marah.
Sama tak sebanding kalian dengan capres yang bisa menyatukan Ulil Abshar Abdalla (ketua JIL dan Demokrat) satu kubu dengan PKS yang mendirikan ITJIL (Indonesia Tanpa JIL). Hingga umat Kristiani bisa membuat acara kebaktian akbar di Plenarry Halls secara aman dan dihadiri presiden PKS Anis Mata. Tanpa diganggu gugat oleh FPI atau FBR, karena mereka semua adalah pendukung capres yang sama. Kalau bukan karena capres itu, kebaktian yang bukan di rumah ibadat, bisa diobrak-abrik! Ini politik, Bung (ssst, juga money, Bung)!
Kalian juga sia-sia berharap media online dan mainstream berbuat adil dan beradab. Bayangkan, bagaimana VivaGroup dengan pembelian hak-tayang Piala Dunia 2014 yang tekor. Iklan yang masuk dibawah target. Belum BEP. Jika capres jagoannya kalah, ARB bisa gigit jari karena TV One bakal dilepas pada Chairul Tanjung, untuk nombokin utang yang jatuh tempo tahun ini. Maka TV One ngotot memakai cara apa saja, untuk menghancurkan reputasi Jokowi. Sementara Karni Ilyas di-cuti-kan dulu, agar ILC tidak mengganggu. Karena gimana pun ILC adalah asset yang membuat TV One masih punya nilai di bursa saham. Kalian mengertilah, gimana kehilangan duit, perusahaan, dan kekuasaan sekaligus? Panik toh? Jadi, kalian jangan ikut panik dan bodoh, sampai harus merusak kantor TV One hanya karena dituding PKI, wong yang menjalin kerja sama dengan PKC (Partai Komunis China) itu bukan hanya PDIP, tapi juga Golkar dan PKS. Ini bukan jaman Orde Baru, Bung! Kalau ada fitnah, bantah dengan data. Kalau nggak punya data, tanya ke yang berwajib. Kalau yang berwajib nggak ngerti, jangan dilempar handphone. Cukup dikitik-kitik, suruh belajar lagi.
Para Jokowi Lovers, jangan ikutan bodoh-bodoh amat. Dunia cyber hanya menyumbang kurang dari 25% suara pemilih. Itu pun tidak semua buta politik, termasuk kalian yang memilih Jokowi. Jangan habiskan energi meladeni serangan udara.
Jika lawanmu dan gerombolannya berkarakter api, selalu membakar dan ke atas, maka yang bisa meredam hanya yang berkarakter air. Air selalu menjalar, down to earth, merembes. Jika pun ke atas, mengudara, ia mengubah berat jenisnya, menjadi uap, untuk nanti turun ke bumi dalam semangat pemerataan untuk tumbuh.
Sekarang ini saatnya pertarungan darat. Jangan sibuk foto selfie dan hanya haha-hehe atau ngotot-ngototan di dunia maya. Itu akan sia-sia karena kalian melawan para die-hard dunia maya, mereka yang hanya tahu pemimpin tegas itu tegap, tampan, kaya, padahal pemikiran dan karakternya sangat rapuh dan miskin, esuk dele sore tempe, dan sangat Soehartois. Yah, sekelas Raffi Ahmad dan Ahmad Dhanilah.
Datanglah ke daratan cinta. Ketuk dan sapa hati para sahabat dan handai-taulan, agar tidak menyerahkan demokrasi ini pada sistem kekuasaan yang korup. Kita ingin Indonesia yang menyediakan ruang bagi rakyat berperanserta. Dengan keahlian masing-masing, bebas, adil, kreatif, dan riang gembira. Kita bukan orang bayaran atau yang kehilangan jati-diri karena uang, atau melihat pemimpin hanya dari uniformitasnya. Kita menimbang dan berjarak.
Rawatlah minggu tenang ini, sampai 9 Juli, untuk bermain di dunia nyata, dan kabarkan berita gembira; Dengan amatirisme bernama cinta, kita sisihkan militerisme, fasisme, soehartoisme, seragamisme, kenthirisme, absolutisme, sombongisme, elitisme, kentutisme, yang hendak ditanamkan kembali oleh mereka, mereka, ya mereka, yang tidak inginkan perubahan.
Saya bukan bagian dari timses atau timnang Jokowi. Surat tertutup pada Jokowi Lovers ini hanya karena sebel saja pada kalian, yang sampai hari ini ada juga yang belum turun ke darat. Hadapi dunia nyata. Tak sedikit orang yang takut memilih Jokowi, karena mendapat tekanan, ancaman, iming-iming duit dan jabatan, dipersulit ngurus surat ijin dan surat keterangan.
Kalau Jokowi menang apa kita akan jadi pahlawan? Tidak. Tapi setidaknya telah ikut berupaya membendung status quo merajai Indonesia kembali. Kalau pun berjuang, kita berjuang agar teman-teman kita yang golput kelak tetap akan tenang tanpa gangguan, berkarya nyata pada rakyat jelata dengan cara mereka masing-masing.
Awas, bahaya latent Orde Baru bangkit kembali.
Siapakah yang paling PKI di Indonesia ini? Partai Kenthir Indonesia tentu. Dialah partai obar-abir yang paling tidak konsisten. Politikus yang tidak konsisten, bisa dipastikan berpolitik tanpa udel dan utek. Udel dan utek itu penting, agar tak menghalalkan segala cara meraih kemenangan dan kekuasaan. Mereka yang halalkan segala cara, ialah calon penindas rakyat untuk balas budi para kolaboratornya.
Sia-sia saja kita ladeni perdebatan di twitter, blog, atau facebook, dengan para die-hard yang dipimpin komandan cyber Noudhy Valdryno, Digital Strategist bayaran partai. Ia lulusan Hubungan Internasional dan Sosiologi University of Melbourne, Australia, yang sebenarnya bisa menjadi money maker di Australia dengan AU$ 4-5 ribu/bulan. Tentu sebagai penanggung jawab media online resmi partai, tidak mungkin digaji lebih rendah dari itu. Dengan profesional ia membuat akun media sosial, membuat jaringan untuk kader partai agar mereka bisa saling berinteraksi, membuat web series Mas Garuda, streaming radio dan bahkan game, hingga tampilan cyber-war capresnya jauh lebih genuine, terencana, dan terukur dibanding para amatiran relawan Jokowi. Noudhy bukan lawan Jokowi Lovers yang tak bisa nahan emosi karena terlalu melibatkan hati-nurani.
Dengan profesionalisme dan kemampuan menahan emosi, Noudhy bisa lebih dingin memainkan isu-isu SARA, sekalipun ia sendiri WNI keturunan China, yang sering jadi korban dari isyu yang dimainkannya sendiri. Kalian tak ada apa-apanya, karena pakai perasaan. Jagoannya disindir marah.
Sama tak sebanding kalian dengan capres yang bisa menyatukan Ulil Abshar Abdalla (ketua JIL dan Demokrat) satu kubu dengan PKS yang mendirikan ITJIL (Indonesia Tanpa JIL). Hingga umat Kristiani bisa membuat acara kebaktian akbar di Plenarry Halls secara aman dan dihadiri presiden PKS Anis Mata. Tanpa diganggu gugat oleh FPI atau FBR, karena mereka semua adalah pendukung capres yang sama. Kalau bukan karena capres itu, kebaktian yang bukan di rumah ibadat, bisa diobrak-abrik! Ini politik, Bung (ssst, juga money, Bung)!
Kalian juga sia-sia berharap media online dan mainstream berbuat adil dan beradab. Bayangkan, bagaimana VivaGroup dengan pembelian hak-tayang Piala Dunia 2014 yang tekor. Iklan yang masuk dibawah target. Belum BEP. Jika capres jagoannya kalah, ARB bisa gigit jari karena TV One bakal dilepas pada Chairul Tanjung, untuk nombokin utang yang jatuh tempo tahun ini. Maka TV One ngotot memakai cara apa saja, untuk menghancurkan reputasi Jokowi. Sementara Karni Ilyas di-cuti-kan dulu, agar ILC tidak mengganggu. Karena gimana pun ILC adalah asset yang membuat TV One masih punya nilai di bursa saham. Kalian mengertilah, gimana kehilangan duit, perusahaan, dan kekuasaan sekaligus? Panik toh? Jadi, kalian jangan ikut panik dan bodoh, sampai harus merusak kantor TV One hanya karena dituding PKI, wong yang menjalin kerja sama dengan PKC (Partai Komunis China) itu bukan hanya PDIP, tapi juga Golkar dan PKS. Ini bukan jaman Orde Baru, Bung! Kalau ada fitnah, bantah dengan data. Kalau nggak punya data, tanya ke yang berwajib. Kalau yang berwajib nggak ngerti, jangan dilempar handphone. Cukup dikitik-kitik, suruh belajar lagi.
Para Jokowi Lovers, jangan ikutan bodoh-bodoh amat. Dunia cyber hanya menyumbang kurang dari 25% suara pemilih. Itu pun tidak semua buta politik, termasuk kalian yang memilih Jokowi. Jangan habiskan energi meladeni serangan udara.
Jika lawanmu dan gerombolannya berkarakter api, selalu membakar dan ke atas, maka yang bisa meredam hanya yang berkarakter air. Air selalu menjalar, down to earth, merembes. Jika pun ke atas, mengudara, ia mengubah berat jenisnya, menjadi uap, untuk nanti turun ke bumi dalam semangat pemerataan untuk tumbuh.
Sekarang ini saatnya pertarungan darat. Jangan sibuk foto selfie dan hanya haha-hehe atau ngotot-ngototan di dunia maya. Itu akan sia-sia karena kalian melawan para die-hard dunia maya, mereka yang hanya tahu pemimpin tegas itu tegap, tampan, kaya, padahal pemikiran dan karakternya sangat rapuh dan miskin, esuk dele sore tempe, dan sangat Soehartois. Yah, sekelas Raffi Ahmad dan Ahmad Dhanilah.
Datanglah ke daratan cinta. Ketuk dan sapa hati para sahabat dan handai-taulan, agar tidak menyerahkan demokrasi ini pada sistem kekuasaan yang korup. Kita ingin Indonesia yang menyediakan ruang bagi rakyat berperanserta. Dengan keahlian masing-masing, bebas, adil, kreatif, dan riang gembira. Kita bukan orang bayaran atau yang kehilangan jati-diri karena uang, atau melihat pemimpin hanya dari uniformitasnya. Kita menimbang dan berjarak.
Rawatlah minggu tenang ini, sampai 9 Juli, untuk bermain di dunia nyata, dan kabarkan berita gembira; Dengan amatirisme bernama cinta, kita sisihkan militerisme, fasisme, soehartoisme, seragamisme, kenthirisme, absolutisme, sombongisme, elitisme, kentutisme, yang hendak ditanamkan kembali oleh mereka, mereka, ya mereka, yang tidak inginkan perubahan.
Saya bukan bagian dari timses atau timnang Jokowi. Surat tertutup pada Jokowi Lovers ini hanya karena sebel saja pada kalian, yang sampai hari ini ada juga yang belum turun ke darat. Hadapi dunia nyata. Tak sedikit orang yang takut memilih Jokowi, karena mendapat tekanan, ancaman, iming-iming duit dan jabatan, dipersulit ngurus surat ijin dan surat keterangan.
Kalau Jokowi menang apa kita akan jadi pahlawan? Tidak. Tapi setidaknya telah ikut berupaya membendung status quo merajai Indonesia kembali. Kalau pun berjuang, kita berjuang agar teman-teman kita yang golput kelak tetap akan tenang tanpa gangguan, berkarya nyata pada rakyat jelata dengan cara mereka masing-masing.
Awas, bahaya latent Orde Baru bangkit kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar