PERLOMBAAN
MUSIKALISASI PUISI BERHADIAH RP 11 JUTA
Bolehkah seni dilombakan? Tak ada yang melarang, paling keberatan. Tetapi, ini perlombaan adu teknik, keterampilan, pengetahuan, mungkin ketajaman rasa, intuisi, untuk menggubah sebuah puisi dari beberapa penyair Indonesia terkemuka, menjadi sebuah lagu atau karya kreatif yang lain lagi.
Yang diubah hanya cara penyampaian. Tidak dibaca atau ditarikan. Tapi gampangannya dinyanyikan dengan iringan musik atau nada. Puisi yang sudah jadi, dari penyair-penyair yang sudah dipilih panitia, tentu tak boleh ditambah dan dikurangi kata-kata yang tertera dalam teks puisinya. Kecuali dalam penghayatan pembacaan atau penyampaiannya, kita bebas berkreasi berdasar pemahaman atau interpretasi kita atas makna teks.
Lomba musikalisasi puisi yang diselenggarakan ini, ialah dalam rangka mempertandingkan segala kemampuan, skill dan pemahaman interpretatif, terhadap karya kreatif untuk dimunculkan dalam pembacaan atau penyampaian yang juga kreatif. Yakni dengan menggubahnya menjadi apa yang dinamakan sebuah lagu.
Sebagai bagian dari penjelajahan apresiasi sastra, lomba musikalisasi puisi yang diselenggarakan oleh BSMD (Beranda Seni Mbah Demang, Yogyakarta) dengan dukungan dari Reboeng, lembasa sastra dan seni pimpinan Nana Ernawati (Jakarta), untuk tahap pertama diadakan hanya khusus untuk warga ber-ktp Daerah Istimewa Yogyakarta, atau boleh tidak ber-ktp DIY tetapi memiliki kartu pelajar dan atau kartu mahasiswa (aktif) di sekolah/perguruan tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Itu pun dibatasi usia 13 s.d 30 tahun. Boleh perseorangan (1 orang), boleh group dengan maksimal anggota 6 orang.
Musikalisasi puisi ini, juga mensyaratkan alat musik yang dipakai adalah non-elektrik (unplugged). Panitia menyediakan fasilitas sound-system, tetapi tidak alat musiknya (artinya alat musik membawa sendiri).
Peserta wajib memusikalisasi puisi yang sudah ditetapkan panitia, yakni puisi wajib karya Umbu Landu Paranggi, dan satu musikalisasi puisi pilihan (yang ditetapkan dan disediakan panitia dari 10 penyair Indonesia terkemuka). Artinya, peserta membuat 2 karya musikalisasi dari 1 puisi wajib dan 1 puisi pilihan (yang semua materi puisi akan diberikan setelah pendaftaran).
Apa syarat peserta selain hal di atas? Tentu saja, mendaftar ke panitia, langsung ke sekretariat BSMD, di Kopinogo Cafe, Jl. Godean Km. 4,3 No 179, Yogyakarta pada jam kantor antara 11:00 s.d 24.00, dengan membawa bukti diri (bisa berupa KK, KTP, Kartu Pelajar, Kartu Mahasiswa, atau SIM, atau keterangan lurah setempat, dsb), dan uang pendaftaran Rp 100.000. Atau bisa via e-mail dengan cara kirim e-mail keinginan menjadi peserta ke kopinogo@gmail.com untuk kemudian kami akan kirim balik (reply) formulir dan persyaratan apa saja untuk itu.
Oh, ya, lomba musikalisasi ini, setelah pendaftaran peserta ditutup (8 Juni 2018), akan diselenggarakan pada akhir Juni 2018. Waktu dan tempat baru akan ditetapkan setelah pendaftaran ditutup. Penyelenggaraan lomba, peserta diwajibkan menampilkan 2 karya musikalisasinya secara live, di depan dewan juri yang sudah ditentukan. Dalam dua tahap, yakni tahap penyisihan untuk mendapatkan peserta pada level berikutnya, yakni level final untuk mencari juara (boleh ya, pakai istilah juara?), yakni terbaik pertama berhadiah uang sebesar Rp 3.500.000,00, terbaik kedua dengan hadiah uang sebesar Rp 3.000.000,00, terbaik ketiga dengan hadiah uang sebesar Rp 2.000.000,00 dan peserta favorit mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 2.500.000,00.
Kenapa hadiah uang untuk peserta favorit lebih besar dari terbaik ketiga? Jawabannya, ya, terserah panitia. Tetapi jawaban sopannya; Jika terbaik 1 s.d 3 ditentukan dewan juri (yang gabungan pakar musik dan sastra), maka peserta favorit ditentukan masyarakat umum. Tak ada campur tangan juri. Bagaimana caranya?
Semua penampilan peserta, akan kami rekam secara audio-visual (video), kemudian semua peserta dengan lagu wajib dan pilihan, akan diupload di akun youtube Kopinogo Cafe, yang bisa dilihat siapapun, di mana pun, dan kapanpun. Tayangan penampilan peserta akan nangkring di youtube dalam beberapa hari, sembari menunggu penyelenggaraan malam final. Sehingga ada kesempatan masyarakat, untuk melihat tayangan peserta dan menge-like-nya. Banyaknya jumlah liker (penjempol) dalam tayangan video itu, akan menjadi dasar penetapan peserta favorit.
Bisa jadi, pengelike adalah kawan sekampus, sesekolah, sekampung, sekeluarga, bahkan mungkin dengan cara menjebol server,.... untuk mendapatkan uang Rp 2,5 juta. Itu tergantung niatan ikut lomba, sekedar uangnya atau proses kreatif berkeseniannya.
Demikian, pengumuman, dan makin cepat mendaftar makin baik. Bukan hanya karena persiapan akan lebih matang, tetapi, jika karena keterbatasan teknis kita perlu membatasi peserta (mengingat tempat lomba), bisa jadi sebelum tanggal 8 Juni pendaftaran ditutup. Terimakasih, dengan salam saya selaku ketua perlombaan: Sunardian Wirodono.
PS: Info selengkapnya, bisa ditanyakan ke Tika (0813 3940 6797), Siska (0831 0893 2888), Nia (0819 0378 3433).
Bolehkah seni dilombakan? Tak ada yang melarang, paling keberatan. Tetapi, ini perlombaan adu teknik, keterampilan, pengetahuan, mungkin ketajaman rasa, intuisi, untuk menggubah sebuah puisi dari beberapa penyair Indonesia terkemuka, menjadi sebuah lagu atau karya kreatif yang lain lagi.
Yang diubah hanya cara penyampaian. Tidak dibaca atau ditarikan. Tapi gampangannya dinyanyikan dengan iringan musik atau nada. Puisi yang sudah jadi, dari penyair-penyair yang sudah dipilih panitia, tentu tak boleh ditambah dan dikurangi kata-kata yang tertera dalam teks puisinya. Kecuali dalam penghayatan pembacaan atau penyampaiannya, kita bebas berkreasi berdasar pemahaman atau interpretasi kita atas makna teks.
Lomba musikalisasi puisi yang diselenggarakan ini, ialah dalam rangka mempertandingkan segala kemampuan, skill dan pemahaman interpretatif, terhadap karya kreatif untuk dimunculkan dalam pembacaan atau penyampaian yang juga kreatif. Yakni dengan menggubahnya menjadi apa yang dinamakan sebuah lagu.
Sebagai bagian dari penjelajahan apresiasi sastra, lomba musikalisasi puisi yang diselenggarakan oleh BSMD (Beranda Seni Mbah Demang, Yogyakarta) dengan dukungan dari Reboeng, lembasa sastra dan seni pimpinan Nana Ernawati (Jakarta), untuk tahap pertama diadakan hanya khusus untuk warga ber-ktp Daerah Istimewa Yogyakarta, atau boleh tidak ber-ktp DIY tetapi memiliki kartu pelajar dan atau kartu mahasiswa (aktif) di sekolah/perguruan tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Itu pun dibatasi usia 13 s.d 30 tahun. Boleh perseorangan (1 orang), boleh group dengan maksimal anggota 6 orang.
Musikalisasi puisi ini, juga mensyaratkan alat musik yang dipakai adalah non-elektrik (unplugged). Panitia menyediakan fasilitas sound-system, tetapi tidak alat musiknya (artinya alat musik membawa sendiri).
Peserta wajib memusikalisasi puisi yang sudah ditetapkan panitia, yakni puisi wajib karya Umbu Landu Paranggi, dan satu musikalisasi puisi pilihan (yang ditetapkan dan disediakan panitia dari 10 penyair Indonesia terkemuka). Artinya, peserta membuat 2 karya musikalisasi dari 1 puisi wajib dan 1 puisi pilihan (yang semua materi puisi akan diberikan setelah pendaftaran).
Apa syarat peserta selain hal di atas? Tentu saja, mendaftar ke panitia, langsung ke sekretariat BSMD, di Kopinogo Cafe, Jl. Godean Km. 4,3 No 179, Yogyakarta pada jam kantor antara 11:00 s.d 24.00, dengan membawa bukti diri (bisa berupa KK, KTP, Kartu Pelajar, Kartu Mahasiswa, atau SIM, atau keterangan lurah setempat, dsb), dan uang pendaftaran Rp 100.000. Atau bisa via e-mail dengan cara kirim e-mail keinginan menjadi peserta ke kopinogo@gmail.com untuk kemudian kami akan kirim balik (reply) formulir dan persyaratan apa saja untuk itu.
Oh, ya, lomba musikalisasi ini, setelah pendaftaran peserta ditutup (8 Juni 2018), akan diselenggarakan pada akhir Juni 2018. Waktu dan tempat baru akan ditetapkan setelah pendaftaran ditutup. Penyelenggaraan lomba, peserta diwajibkan menampilkan 2 karya musikalisasinya secara live, di depan dewan juri yang sudah ditentukan. Dalam dua tahap, yakni tahap penyisihan untuk mendapatkan peserta pada level berikutnya, yakni level final untuk mencari juara (boleh ya, pakai istilah juara?), yakni terbaik pertama berhadiah uang sebesar Rp 3.500.000,00, terbaik kedua dengan hadiah uang sebesar Rp 3.000.000,00, terbaik ketiga dengan hadiah uang sebesar Rp 2.000.000,00 dan peserta favorit mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 2.500.000,00.
Kenapa hadiah uang untuk peserta favorit lebih besar dari terbaik ketiga? Jawabannya, ya, terserah panitia. Tetapi jawaban sopannya; Jika terbaik 1 s.d 3 ditentukan dewan juri (yang gabungan pakar musik dan sastra), maka peserta favorit ditentukan masyarakat umum. Tak ada campur tangan juri. Bagaimana caranya?
Semua penampilan peserta, akan kami rekam secara audio-visual (video), kemudian semua peserta dengan lagu wajib dan pilihan, akan diupload di akun youtube Kopinogo Cafe, yang bisa dilihat siapapun, di mana pun, dan kapanpun. Tayangan penampilan peserta akan nangkring di youtube dalam beberapa hari, sembari menunggu penyelenggaraan malam final. Sehingga ada kesempatan masyarakat, untuk melihat tayangan peserta dan menge-like-nya. Banyaknya jumlah liker (penjempol) dalam tayangan video itu, akan menjadi dasar penetapan peserta favorit.
Bisa jadi, pengelike adalah kawan sekampus, sesekolah, sekampung, sekeluarga, bahkan mungkin dengan cara menjebol server,.... untuk mendapatkan uang Rp 2,5 juta. Itu tergantung niatan ikut lomba, sekedar uangnya atau proses kreatif berkeseniannya.
Demikian, pengumuman, dan makin cepat mendaftar makin baik. Bukan hanya karena persiapan akan lebih matang, tetapi, jika karena keterbatasan teknis kita perlu membatasi peserta (mengingat tempat lomba), bisa jadi sebelum tanggal 8 Juni pendaftaran ditutup. Terimakasih, dengan salam saya selaku ketua perlombaan: Sunardian Wirodono.
PS: Info selengkapnya, bisa ditanyakan ke Tika (0813 3940 6797), Siska (0831 0893 2888), Nia (0819 0378 3433).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar