Apakah Mark Zuckerbergh baru
datang ke Indonesia kemarin dan ingin bertemu Jokowi setelah pilpres 2014?
Tidak. Setidaknya dalam 'Jokowi Undercover', MZ sudah datang bersama facebook
ke Indonesia lebih dari lima tahun silam. Bahkan, dalam 'Jokowi Undercover',
oleh DK ia dibawa ke salon make over di bilangan Blok M, agar wajah Yahudinya
tak bisa dikenali. Dan ia bahkan memburu Devi Kiriani, cewek kekiri-kirian
desertir Garuda Merah itu, hingga ke Surabaya dan bertemu Habieb Rizieq di
sebuah warung kopi Kampung Arab, tak jauh dari makam Sunan Ampel.
“Iya,
lantas apa jasamu? Itu seperti pertanyaan Jesus pada para muridnya!” Habieb
Rizieq meninggikan suaranya.
(…
dan mereka pun berbincang soal internet….)
“Kwkwkwkwkwk,
ketawa gulung koming guling-guling,...” Habieb Rizieq merasa sok gaul dengan
ketawanya. “Menebar fitnah tanpa takut ketahuan?”
“Yah.
Namun kita bisa menyikapinya dengan kritis serta harus hati-hati. Tidak semua
informasi di internet valid, atau yang biasa disebut hoax.”
“Itulah
yang kalian tidak suka memikirkannya,” sergah Habieb Rizieq jengkel. “Saat ini
kecenderungan orang untuk bersosialisasi dengan orang lain berubah. Orang lebih
sering bersosialisasi di dunia maya, ketimbang bersosialisasi di dunia nyata.
Kita bisa melihat dari begitu besarnya pengguna jejaring sosial Indonesia.
Pengguna Facebook di Indonesia lebih 70 juta pengguna, pengguna Twitter telah
mencapai 20 juta. Apakah ini berkah atau kutukan?” “Tergantung!”
“Nggak
ada tergantung. Yang ada tergandeng!”
Demikian
kutipan hal 66-67 dalam novel Jokowi Undercover karya Sunardian Wirodono
(Oktober 2014, 960 halaman, harga Rp 120.000), tidak dijual di toko buku umum.
Pemesanan dan pembelian bisa melalui situs blog ini atau email sunardianwirodono@yahoo.com, sms
0813 9397.9400 atau whatsapp ke 0856
4332 0856. Bagi yang di Yogyakarta bisa juga delivery book order ke: 0857 2590
6400.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar