Untuk menjadi pemenang, apakah kita membutuhkan sebuah tangga dengan anak-anaknya, atau batu lompatan dengan banyak bebatuan? Apakah anak tangga berarti mendaki dari satu level ke level yang lebih tinggi, step by step seperti dinyanyikan NKOTB, dengan suatu proses perubahan yang bersifat akumulatif, penambahan? Dengan level yang lebih rendah yang kita tinggalkan, menjadi pondasi untuk naik ke level yang lebih tinggi?
Sedangkan batu lompatan, adakah berarti kita berpindah dari titik satu ke titik yang lain, yang satu level dan setara tingkatannya, dan kita akan memulai semuanya dari awal kembali, dalam momentum atau perluasan? Yang dengan begitu apakah kita harus menyesuaikan dari awal, semua situasi dan kondisi yang pernah kita lakukan? Semua kembali pada kita masing-masing, adakah hendak mendaki, atau melompat, atau melompat-lompat kesana-kemari dengan berbagai batu lompatan. Kata para orangtua, tergantung niatannya, tergantung kemanfaatannya bagi orang lain, atau pun jika sekiranya merugikan seseorang, hanyalah setidaknya proses bagi penyadarannya untuk mendapatkan peruntungannya yang sejati. Tidak ada rumus tunggal mengenai hidup dan kehidupan orang-perorang, demikian juga soal kemenangan atau kekalahan, kesuksesan atau kegagalan. Jadi? Meyakini diri-sendiri adalah bagian dari langkah awal untuk memulai. Sebelum Senin tiba kembali, dan kembali Senin, kemudian Senin lagi, lebih karena kita I hate Monday dan terlalu I love Sunday?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO
Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...
-
Catatan Tambahan: Tulisan ini sebenarnya saya tulis serius karena diminta oleh sebuah blog di Yogyakarta, yang bertagline; “Sedik...
-
UMAR KAYAM, lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun, seorang sosiolog, novel...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar