Perubahan
bisa menjengkelkan bagi yang menghendaki, dan apalagi bagi yang tidak
menghendaki.
Bagi yang menghendaki, perubahan
(yang diinginkan itu) bisa sangat terasa lamban. Kita sudah membaca pernyataan
Dr. Mochtar Pabotingi. Dia tidak akan mendukung Jokowi pada 2019 mendatang,
karena tidak segera membentuk TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) kasus Novel
Baswedan. Kita juga sudah mendengar keluhan Suciwati, yang menilai Jokowi hanya
omong doang, karena kasus Munir tak juga dituntaskan.
Beberapa pertanyaan, bisa
diajukan pada keduanya, dan mereka yang sepemikiran. Tapi apa perlu? Rasanya
tidak. Malah bikin baper. Toh dengan pernyataannya itu, Mochtar Pabotinggi
masih mendukung Jokowi bukan? Setidaknya sampai tahun 2019? Jangan mencandai
orangtua. Bisa kuwalat.
Demikian juga mohon jangan
menanya Suciwati. Kita ngerti’in kegalauannya. Sejak sebelum Jokowi presiden,
mengingat kematian Munir terjadi pada 7 September 2004. Waktu itu, presiden
Indonesia adalah Megawati, karena SBY baru menjabat mulai 20 Oktober 2004. Apa
artinya?
Permasalahan yang tak bisa
diselesaikan seorang presiden ketika turun jabatan, akan jadi api dalam sekam,
atau pun bom waktu presiden berikutnya. Tenggang waktu kekuasaan Megawati, satu
bulan, tentu tak memadai. Meski itu bukan berarti kita harus sinis; ngapain
saja SBY, dua periode dari 2004 s.d 2014? Karena pertanyaan serupa juga bisa
diajukan pada Jokowi, sudah 3 tahun tapi kenapa kasus Novel Baswedan yang baru
kemarin sore tak bisa dituntaskan? Bahkan untuk membentuk TGPF pun! Belum pula
kasus seperti Tragedi Trisakti, yang tiap Kamis terus menanti jawab presiden di
depan Istana Negara. Siapa berbuat siapa bertanggung jawab?
Sangat beruntunglah Soeharto,
yang orang baru berani mempermasalahkan kasus-kasus yang diakibatkan praktik
kekuasaan, ketika sang diktator itu sudah meninggal Januari 2008. Apa saja?
Banyak. Antara lain, misteri pembantaian rakyat sipil yang dituding bagian dari
PKI dalam peristiwa G.30.S.
Itu sama persis ketika presiden
sudah turun tahta tapi meninggalkan hutang (dalam dan) luar negeri, yang
kemudian jadi beban presiden berikutnya. Utang, dibutuhkan negara ketika neraca
keuangan belum imbang. Tapi celaka lagi, utang bukannya untuk 100% membangun,
melainkan sebagiannya, bahkan bisa lebih separohnya, dikorupsi. Itu lebih
mengerikan lagi. Siapa saja yang seperti itu? Ada deh.
Kita melihat, bagaimana parlemen
lebih banyak dikuasai anggotanya yang buruk dalam kinerja. Apa saja hal,
diomongkan DPR. Tapi apa yang dihasilkan? Sistem kepartaian kita yang
oligarkis, menyebabkan parpol lebih elitis. Sibuk dengan urusan mereka yang
mentalitas korup sejak niatan pencalegan. Bagaimana seorang anggota DPR bisa
mengatakan korupsi sebagai olie pembangunan, namun diwaktu lain mengatakan taka
da artinya banyak OTT kalau korupsi makin masif. Bukankah artinya olie
pembangunannya makin masif?
Ini negeri sedang berada dalam
situasi transisi. Transisi dari apa ke apa? Sampai kapan? Kapan situasi normal,
dan kita semua on the track pada kerja masing-masing, bukannya habis waktu
ngomongin dan ngawasin orang lain, sementara dirinya juga jeblok?
Ketika kepemimpinan begitu
elitis, bekerja sama yang membutuhkan partisipasi semua pihak bukan barang
mudah. Apalagi jika masing-masing tak punya agenda, atau bahkan masing-masing
hanya menonjolkan agenda dan kepentingan masing-masing.
Jokowi berhasil melakukan
dekonstruksi kekuasaan yang elitis. Perlahan, apalagi dengan medsos, rakyat
mulai berani bersuara, meski pating creblung. Belum terkoordinasi karena memang
belum terlatih, atau bahkan belum pernah.
Tapi perlahan kita mengerti,
demokrasi artinya adalah juga partisipasi. Rakyat kuat, negara kuat, kata Bung
Karno. Tapi kalau rakyat masih bisa disogok Rp 30 ribu per-lima tahun, masih
mau dibodohi janji-janji tak masuk nalar, perubahan adalah sesuatu yang tak
bisa cepat. Apalagi ketika sudah dikotori dengan klaim-kalim kesucian diri.
Senyampang itu, dalam situasi
masih gonjang-ganjing, gojag-gajeg, pranata sosial kita belum cukup mapan.
Untuk bersama duduk merembug yang bernama prioritas, tak akan pernah pas. Kita
sudah merdeka lebih 70 tahun, namun negeri ini dengan cepat ditinggalkan
negara-negara kecil bahkan di kawasan Asia Tenggara. Proyeksi Sukarno, tahun
1975 Indonesia melampaui Jepang, jadi ilusi semata.
Sejak Soeharto didudukkan
sebagai presiden, oleh berbagai kekuatan asing yang mengincar kekayaaan sumber
daya alam Indonesia, demokrasi dibungkam. Rakyat tidak terlatih untuk berbeda.
Yang muncul kemudian pragmatisme, dan juga oprtunisme. Penguasa adalah
penggede, pamong, menduduki posisi sosial-ekonomi dan politik lebih tinggi dari
rakyat biasa. Tidak ada konsep mereka adalah orang yang mestinya amanah dan
bertaniah pada rakyat, sumber dan alamat pengabdiannya.
Jadi, mesti darimana kita
memulai perubahan? Dari kehendak-kehendak pribadi, dari masing-masing pihak
yang berkepentingan? Atau dari garis besar haluan negara yang sampai kini kita
tak punya? Karena kepemimpinan yang dilahirkan dari kompetisi tidak sehat, yang
ada ganti pemimpin ganti kebijaksanaan.
Pernahkah kita, khususnya para
pemimpin atau elite itu (darimana pun), bersatupadu? Bergotong-royong?
Bahu-membahu? Melangkah step by step, tentang apa yang bernama prioritas?
Tidak. Itu omong kosong belaka. Apalagi ketika antarpejabat atau petinggi negara,
saling tuding, saling kunci, saling gertak.
Apa yang kita harap, jika para
petinggi hanya lebih keasikan main twitter, bersosiliasi lewat media untuk
menciptakan panggung bagi diri masing-masing? Fahri ngetuit mengejek presiden
yang diam saja ketika kerusuhan Rohingya kembali meledak. Natalius Pigai lebih
suka ngomong di Warung Daun daripada dalam kapasitasnya sebagai komisioner
Komnas HAM? Atau bikin pansus di parlemen, hanya untuk menekan lembaga negara yang lainnya, agar dibekukan atau dibubarkan seperti dalam conflict of interest DPR ketika oknum-oknumnya terancam oleh KPK. Kita bisa habis waktu untuk segala celometan itu.
Masinton Pasaribu datang ke KPK
untuk ditangkap, dan meminta rompi oranye. Tentu saja dia berani, karena tahu
hal itu takkan terjadi. Tapi beranikah ia mengakui perbuatan kekerasan yang
dilakukannya pada Dita Aditya, staf ahlinya, pada Januari 2016? Lantas kenapa
dia berapi-api, sebagai ketua Repdem, dalam kasus Dandy Dwi Laksono, yang
ditudingnya melecehkan Megawati?
Di tengah ketidaksabaran, kita
acap disodori ketidakpatutan. Rakyat pemegang hak suara sesungguhnya yang akan
menentukan masa depan Indonesia. Antara lain, misal, mulai dari tidak memilih
entah itu caleg, cabup, cagub, capres yang hanya obral janji, track record
buruk, dan moralitas bumi datar, yang mutlak-mutlakan, dan tak mau berbagi
ruang, untuk tumbuhnya diskusi yang dewasa.
Memang, kampretlah para kecebong
itu, sebagaimana memang kecebonglah para kampret itu!
ASS.WR.WT.SAYA PAK YAYAT TKW MALAYSIA sangat berterima kasih kepada AKI SOLEH, berkat bantuan angka jitu yang di berikan AKI SOLEH, saya bisah menang togel MAGNUM 4D yaitu ((( 2 4 7 9 ))) dan alhamdulillah saya menang 200 lembar.sekarang saya sudah bisah melunasi hutang-hutang saya dan menyekolahkan anak-anak saya. sekarang saya sudah bisah hidup tenang berkat bantuan AKI SOLEH. bagi anda yang termasuk dalam kategori di bawah ini;
BalasHapus1.di lilit hutang
2.selalu kalah dalam bermain togel
3.barang-barang berharga sudah habis buat judi togel
4.hidup sehari-hari anda serba kekurangan
5.anda sudah kemana-mana tapi belum dapat solusi yang tepat
6.pesugihan tuyul
7.pesugihan bank gaib
8.pesugihan uang balik
9.pesugihan dana gaib, dan dll
dan anda ingin mengubah nasib melalui jalan togel seperti saya hub AKI SOLEH di no; 082-313-336-747.
atau anda bisah kunjungi blog AKI KLIK DISINI ((((( BOCORAN TOGEL HARI INI ))))
UNTUK JENIS PUTARAN; SINGAPURA, HONGKONG, MACAU, MALAYSIA, SYDNEY, TOTO MAGNUM, TAIPE, THAILAND, LAOS, CHINA, KOREA, KAMBODIA, KUDA LARI, ARAB SAUDI,
AKI SOLEH dengan senang hati membantu anda memperbaiki nasib anda melalui jalan togel karna angka gaib/jitu yang di berikan AKI SOLEH tidak perlu di ragukan lagi.sudah terbukti 100% akan tembus. karna saya sudah membuktikan sendiri.buat anda yang masih ragu, silahkan anda membuktikan nya sendiri...
SALAM KOMPAK SELALU.DAN SELAMAT BUAT YANG JUPE HARI INI
Bonus Koin 55.000
BalasHapusDengan Total Deposit / Pindah Dana
============= BONUS RELOAD KETIGA DARI POKERAYAM ==================
|POKER | CEME | DOMINO99 | OMAHA | SUPER10
BONUS HARIAN YANG BERAGAM BISA DIDAPATKAN
MELAYANI SEMUA BANK DI INDONESIA
BANK NASIONAL + BANK DAERAH |
BBM : D8C0B757
WhastApp : 0812-2222-1680
Lnk : P0KERAYAM .CO