Siti Zubaidah (25) isteri Zoya, menunjukkan foto suaminya yang tewas dibakar. |
Jika pun benar Zoya melakukan tindakan pencurian, layakkah menghakiminya,
dengan membakarnya hidup-hidup hingga tewas?
Tulisan ini mencoba menelusuri, bagaimana sebuah kejahatan massal
mencoba ditutupi secara tidak adil. Mungkin oleh pelaku, penyebab kejadian, dan
bahkan polisi yang tak berani mengambil resiko. Maka dibangun framing, Zoya adalah
pelaku tindak kriminal.
Siapakah Zoya? Dia adalah Muhammad Aljahra (30) lelaki yang dibakar
hidup-hidup hingga tewas, karena dituding mencuri ampli mushalla di bilangan
Bekasi.
Menurut Sumiyati (41), istri pengurus Mushala Al-Hidayah, Desa Hurip
Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi, dia membenarkan bahwa amplifier di mushala
tersebut hilang (Selasa, 1/8/2017) dicuri orang.
“Iya amplifiernya hilang, pas dilihat ampli-nya udah
enggak ada,” kata Sumiyati, saat ditemui di Mushala Al-Hidayah, di Kampung
Cabang 4, Desa Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi (Jumat, 4/8/2017). Dia
menjelaskan, amplifier mushala tersebut masih digunakan waktu Shalat Ashar.
Setelah itu, ada seorang pria yang shalat di mushala tersebut dan setelahnya
ampli tiada.
Sumiyati menjelaskan, usai pria tak dikenal itu shalat di Mushala
Al-Hidayah, suaminya, Rojali (41), mengecek pengeras suara yang akan digunakan
untuk acara malam hari. “Kan mau ada
acara haul pas malamnya, jadi suami saya mau tes speaker-nya.
Pas dicoba enggak ada suara, terus dicek lagi ternyata amplifiernya udah
enggak ada, dan ada kabel yang udah digunting,” kata Sumiyati.
Bagaimana test speaker tanpa menghidupkan ampli terlebih dulu, ini
sebuah keajaiban. Logika teknisnya, hidupkan ampli dulu, baru test mike.
Bagaimana mungkin test speaker, ketahuan tidak ada suara, baru cek ampli? Hanya
Sumiyati yang bisa menjelaskan tentu. Kita juga tak tahu, apakah malam itu ada
acara haul di mushalla? Bagaimana acara haul itu berlangsung, ketika orang se
Indonesia Raya tengah memperbincangan kebiadaban pembakaran manusia?
Kesaksian Sumiyati, sangat bias. Setelah mengetahui amplifier mushala
hilang, kata Sumiyati, Rojali mencurigai Zoya yang mencurinya. “Lalu dikejar,
ketemu di jembatan muara. Pas dilihat benar amplifier mushala ada di motornya.
Tapi katanya, dia (pelaku) lari. Saya enggak sempat nanya-nanya lagi,” kata
Sumiyati.
Menurut Sumiyati, suaminya masih sempat melihat Zoya dalam kondisi basah
karena nyebur ke sungai, dan ditangkap warga. Namun, kata Sumiyati, suaminya
tidak melihat saat Zoya dihakimi warga dan dibakar hidup-hidup di Pasar Muara
Bakti.
Sumiyati mengatakan, suaminya hanya meminta amplifier yang dicuri dari
mushala dikembalikan. Namun, menurut Sumiyati, pria yang diduga pencuri
amplifier itu malah kabur. “Penginnya ampli-nya dibalikin, cuma rupanya dia
takut kali ya, jadi malah kabur,” ujar Sumiyati.
Setelah mengetahui amplifier mushala hilang, suaminya mengejar pria yang
diduga pelaku, dan tertangkap di jembatan muara. Saat diajak bicara baik-baik,
kata Sumiyati, pelaku melarikan diri hingga tertangkap dan dihakimi massa.
Zoya yang diduga pencuri amplifier, akhirnya dibakar hidup-hidup oleh massa
tepat di Pasar Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8/2017)
sekitar pukul 16.30 WIB.
“Ya Allah sampe dibakar begitu, kan kita ngenes ya. Pas dia maling kami
gregetan ya, tapi pas dibakar kami ngenes, apalagi
istrinya lagi hamil ya, kasian jadinya,” ucap Sumiyati, yang juga menjelaskan
dia dan suaminya tak ada di lokasi saat Zola dibakar hidup-hidup, karena sudah
kembali ke rumah.
Keterangan Sumiyati tak cukup meyakinkan, karena tidak kronologis. Dari
sejak Zoya masuk mushalla sudah diamati dan dicurigai. Hingga ‘tiba-tiba’ ada
pengecekan ampli oleh pengurus mushala. Menegur Zoya di tempat parkir motor,
dan kondisi ampli yang basah, karena konon Zoya nyebur ke kali ketakutan
dikejar massa.
Dari logika peristiwa, lebih memungkinkan adalah Zoya keluar dari mushalla membawa ampli (entah ampli milik sendiri atau mushala), ada orang yang melihat atau mencurigai, kemudian meneriaki Zoya sebagai maling. Orang-orang di sekitar itu, mungkin sedikit saja karena Ashar biasanya masjid tak seramai Maghrib. Orang-orang yang ada di sekitar bergerak spontan, dan Zoya lari. Tentu saja, ini baru dugaan yang lain, untuk mencoba membangun kronologi kejadian.
Tempat Kejadian Perkara Zoya dibakar |
Dalam penjelasan Kombes Asep Adi Saputra, Kapolres Metro Bekasi, yang
ditemui di kantornya (Kamis, 3/8/2017); "Peristiwa tersebut benar adanya
dengan petunjuk-petunjuk dari saksi yang telah melaporkan. Benar juga orang
yang diduga pelaku (pencurian) meninggal dunia, dikeroyok massa dan dilaporkan
sebagai pengambil barang tersebut."
Asep menjelaskan, adanya dugaan pencurian tersebut menurut saksi marbot
dan pengelola mushala yang telah diperiksa. Zoya telah diamati oleh saksi sejak
kedatangan ke mushala tersebut. “Orang tersebut datang menggunakan motor dan
memang benar membawa amplifier lainnya sebanyak dua buah ada di motornya,” kata
Asep.
Asep mengatakan saat itu Zoya datang dengan gerak-gerik mencurigakan.
Salah satu marbot masjid melihat Zoya mengambil air wudhu dan masuk ke mushala.
Namun tak selang beberapa lama, Zoya pun keluar dan pergi meninggalkan mushala.
Setelah dilihat ke dalam mushala, saksi melihat amplifier yang ada dalam
mushala sudah hilang (bandingkan dengan keterangan Sumiyati pada awal tulisan).
Akhirnya pengelola mushala mengejar pelaku, namun tak ditemukan. Saat
mereka berbalik arah untuk kembali, ternyata berpapasan dengan Zoya (apa maksud
berbalik arah dan kemudian berpapasan, dengan kaitan proses pengejaran
sebelumnya? Ini juga aneh). Zoya di situ ditegur dan diminta mengembalikan
amplifier yang diduga dicuri dari mushala. “Namun saat ditanya, pelaku langsung
lari dan meninggalkan motor. Sehingga akhirnya didapati oleh masyarakat dan
terjadi pengeroyokan sampai pada pembakaran orang yang diduga sebagai pelaku
itu,” kata Kombes Asep.
Jika sudah diamati sejak kedatangan, bahkan dicurigai, bagaimana bisa
kehilangan jejak keberadaan pelaku? Apalagi sehabis shalat ashar itu, pengurus
mushala langsung mau mengecek keberadaan amplifier yang sudah tidak ada?
Setelah kejadian pengeroyokan, polisi melakukan olah TKP, dan didapatkan
beberapa barang bukti. Di antaranya satu unit sepeda motor milik Zoya. Kemudian,
dua unit amplifier di motor tersebut, lalu satu amplifier ada di tas gendong
warna hitam. Asep mengatakan, amplifier yang menjadi barang bukti diakui milik
mushala.
Bandingkan lagi dengan kesaksian Sumiyati, ampli dalam kondisi basah,
yang logikanya mungkin ampli dibawa sambil lari dan basah karena Zoya nyebur
kali saking takutnya? Tapi kenapa di motor Zoya yang terpakir di halaman
mushalla ada tiga ampli, dua milik ampli dan satu milik mushalla? Mungkin
dimaksud Sumiyati dalam kondisi basah itu? Kalau ampli berada di sepeda motor,
yang diparkir di dekat mushalla, bagaimana bisa dalam kondisi basah? Disiram setan?
Baiklah itu soal ampli, yang karena Zoya sudah meninggal, semua alibi
atas barang bukti pasti hanya dalam konstruk alibi pengurus mushalla, Sumiyati,
dan mereka yang berada dalam framing Zoya sebagai pencuri ampli. Dan karena itu
sah sebagai sasaran kemarahan massa?
Sementara itu menurut keterangan saksi lain, Noval Putra (22), pemilik
toko di Pasar Muara Bakti, tempat aksi pembakaran Zoya, bahwa yang diduga
mencuri amplifier sempat mengatakan dirinya bukan maling sebelum tewas. Zoya
dikeroyok dan dibakar hidup-hidup oleh massa, tepat di Pasar Muara Bakti,
Babelan, Selasa (1/8/2017), sekitar pukul 16.30 WIB. Lihat rentang waktu ini,
16.30 pembakaran, dilaporkan jam 17.00, dan polisi baru datang pukul 18.00
setelah maghrib. Coba ukur, berapa jauh kantor polisi sebagai pelindung
masyarakat itu dengan TKP?
“Dia (pelaku) bilang kalau nggak maling. ‘Saya nggak maling’ dia seringnya
bilang itu,” ujar Noval, yang menyaksikan kejadian tersebut (kompascom,
Jumat 4/8/2017). Massa yang menghakimi tidak percaya meski Zoya berulang kali
mengatakan dirinya bukan maling. Di tengah massa yang menghakimi Zoya, kata
Noval, terdengar suara orang menimpali "maling mana ada mau ngaku."
“Banyak juga warga yang teriak 'bakar aja, bakar aja.'
Sempat ada yang mau amanin tapi kalah jumlah,” kata Noval yang berjualan sepatu
dan sandal. Zoya awalnya akan dibawa ke balai desa untuk diamankan. Tapi jumlah
warga yang ingin mengamankan Zoya kalah banyak dengan massa yang ingin
menghakimi.
Noval mengaku melihat Zoya masih hidup saat dipukuli warga. Tubuh Zoya
mulai dibakar massa sekitar pukul 17.00 WIB, dan polisi datang ke lokasi
sekitar pukul 18.00 WIB saat Zoya sudah tewas.
Noval mengatakan Zoya yang diduga mencuri amplifier mushola, ditemukan
di jembatan Muara, perbatasan Desa Suka Tengah, Kecamatan Suka Wangi dengan
Desa Muara Bakti, Kecamatan Muara Bakti. Dari penjelasan ini, logikanya, Zoya melarikan
diri atau lari dari kejaran massa sejak dari mushalla. Kenapa Zoya lari? Bisa
jadi karena diteriaki maling. Oleh siapa? Oleh yang pertama kali melihatnya.
Dan mungkin itulah yang membuat massa di sekitar tempat itu, spontan bergerak
mengejar. Karena ketakutan, Zoya melarikan diri. Ini pun juga sebuah
kemungkinan.
"Dia lari mau kabur, dia dari kali. Pas dari kali udah ditungguin
warga. Motornya ditinggalin di dekat sasak masjid," kata Noval saat ditemui
di lokasi pembakaran Zoya di Pasar Muara Bakti (Jumat, 4/8/2017).
Setelah Zoya ditangkap, awalnya pria yang diduga melakukan pencurian itu
akan dibawa ke balai desa, agar lebih aman dan terhindar dari amukan massa. Noval
menjelaskan, saat itu warga mengarak terlebih dahulu dari jembatan sampai
pasar, sekitar satu jam.
Zoya ditangkap warga sekitar pukul 16.00 WIB kemudian dibakar pada pukul
17.00 WIB. Selama Zoya diarak, beberapa kali warga menghantamnya dengan menggunakan
balok kayu.
Noval menjelaskan, warga yang berkerumun begitu banyak, mencapai lebih
dari ratusan orang. "Saya enggak berani liat pas pada mau bakar, enggak
tega litanya, saya taunya sudah kebakar doang. Pas dipukulin masih hidup,
sempat juga dikeroyok. Pas dibakar masih nafas dia, nah sesudahnya kayanya
langsung meninggal," kata Noval.
Mari kita teliti kembali penjelasan Kapolres Metro Bekasi, Kombes Asep
Adi Saputra tentang dugaan pencurian berdasar keterangan saksi marbot
dan pengelola mushala yang telah diperiksa polisi. Katanya, Zoya telah diamati oleh saksi sejak
kedatangannya ke mushala tersebut karena dianggap mencurigakan. Nah catat ini,
telah diamati sejak kedatangannya di mushala.
Zoya datang menggunakan motor dan membawa dua amplifier di motornya. Lalu
Zoya mengambil wudhu, masuk ke mushala, dan tak lama kemudian keluar dari
mushala.
Saksi mengecek ke dalam mushala, melihat amplifier yang ada dalam
mushala sudah hilang. Akhirnya, pengelola mushala mengejar pelaku, tetapi
pelaku tidak ditemukan.
Saat berbalik arah untuk kembali, mereka berpapasan dengan Zoya (ini
penjelasan yang secara tekstual agak susah dibayangkan). Kemudian mereka
menegur Zoya dan meminta pria itu mengembalikan amplifier, yang diduga telah
dicuri dari mushala tersebut.
“Namun, saat ditanya, pelaku langsung lari dan meninggalkan motor
sehingga akhirnya didapati oleh masyarakat dan terjadi pengeroyokan sampai pada
pembakaran orang yang diduga sebagai pelaku itu,” kata Kombes Asep.
Setelah pengeroyokan tersebut, polisi melakukan olah tempat kejadian
perkara, dan mendapatkan beberapa barang bukti. Di antaranya satu unit sepeda
motor milik Zoya, dua unit amplifier di motor, dan satu amplifier ada di tas
gendong warna hitam. Asep mengatakan, amplifier yang menjadi barang bukti itu
diakui milik mushala. Menurutnya,
berdasar keterangan saksi di lapangan, Zoya diduga merupakan pelaku pencurian
tiga unit amplifier mushalla. Wah, nambah.
Bagaimana menurut Siti Zubaidah (25), isteri MA? Suaminya biasa mencari
barang-barang atau amplifier bekas lalu direparasi di rumah, untuk kemudian
dijual lagi setelah diperbaiki. "Suami saya jual beli amplifier bekas,
ngerakit box-box salon. Kalau saya enggak kerja," ujar Zubaidah
saat ditemui di kediamannya, Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara,
Kabupaten Bekasi.
Atas dasar itu, ia menduga, suaminya ketika itu sedang mampir untuk
shalat. Amplifier tersebut bukanlah hasil curian, melainkan sudah dibeli. Penjelasan
ini juga menarik dikembangkan. Dibeli oleh siapa? Kalau misalnya dibeli oleh
Zoya, ampli yang mana dan siapa penjualnya, di mana transaksinya?
Tapi bagaimana kita membangun rekonstruksi peristiwa kebrutalan massa
itu, ketika Zoya sudah tewas? Kita kehilangan saksi kunci.
Almarhum Zoya telah dimakamkan pada Rabu (2/8/2017) sore di TPU
Kedondong, BTN Buni Asih Kongsi, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Zoya atau
Muhammad Aljahra, meninggalkan Zubaidah serta seorang anak laki-laki berusia
empat tahun, dan bayi tujuh bulan yang masih dalam kandungan sang istri.
Akan halnya keluarga dan tetangga, tak yakin Zoya mencuri. Zubaidah
mengaku pertama kali mengetahui kondisi suaminya dari pihak kepolisian yang
datang ke rumahnya Selasa (1/8) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
"Ya katanya suami saya nyuri amplifier di mushala di daerah Babelan.
Terus dihakimi, digebukin, terus dibakar hidup-hidup.
Sempat enggak percaya, masa suami saya. Kalau bukan liat di foto itu, saya
enggak percaya kalau itu suami saya," kata Zubaidah.
Bagaimana mungkin Polisi bisa mengatakan bahwa Zoya mencuri amplifier,
dan itu disampaikan kepada keluarga korban, tanpa bukti?
Mushalla Al Hidayah, Hurip Jaya, Babalen, Bekasi |
Zubaidah tak percaya suaminya tewas di mushala kawasan Babelan itu. Menurutnya
daerah itu bukan jalur suaminya bekerja.
Biasanya suami bekerja ke daerah Cileungsi untuk mencari amplifier bekas. "Karena
kan itu enggak satu jalur, lain jalur itu mah. Setahu saya, dia ke daerah
Cileungsi, arah-arah Bogor."
Selain itu, berdasar video yang ia lihat di media sosial, amplifier
mushala itu masih ada di lokasi. “Saya sempat lihat dari (video) YouTube, kalau
amplifier punya mushala masih ada di dalam mushala. Di video itu ada suara
orang yang ngomong begitu, tetapi sekarang videonya sudah enggak ada,” ujar
Zubaidah.
Ia menduga, suaminya bukan mencuri, tetapi tengah berada di mushala
untuk shalat, dengan membawa amplifier bekas yang akan direparasi karena takut
barang dagangannya dicolong orang jika ditinggal di jok motor. “Jadi dia udah
dapet barang (amplifier), pas dia selesai shalat terus langsung ada yang liat bawa
amplfier, ya mungkin itu langsung diteriakin maling,
langsung dihakimi warga,” kata Zubaidah.
Ia menyampaikan, dalam video yang dilihatnya, Zoya belum sempat mengikat
amplifier, tetapi sudah diamuk dan diteriaki massa. Namun, kata Zubaidah, video
yang ia tonton itu sudah hilang dari media sosial. Siapa yang mengunggah dan
siapa yang menghilangkan? Ini juga pertanyaan menarik.
Coba kalau tokoh Imung, atau Detektif Conan nyata ada, mungkin mereka tertarik
melacaknya. Reserse professional mana mau menangani kasus rakyat kecil ini?
Sedang kasus besar macam penyiraman mata Novel Baswedan saja polisi “tidak tertarik”
menanganinya.
Zubaidah meminta pihak kepolisian mengusut tuntas dan mengungkap pelaku
yang membakar suaminya. “Mudah-mudahan terungkap yang membakar suami saya. Saya
cuma minta keadilan saja buat suami saya. Kalau pun umpamanya suami saya
bersalah, melakukan pencurian itu, tapi kan enggak harus sampai dianiaya atau
dibakar begitu kan, dia bukan hewan,” kata Zubaidah yang juga meminta jika
pelaku telah diketahui dan diamankan polisi, harus diproses sesuai hukum berlaku.
Menurut
Zubaidah, suaminya teknisi elektronik. Biasanya memperbaiki pengeras suara
seperti toa yang rusak, sound sistem, televisi dan lainnya. "Saya pasrah
dengan kejadian ini," kata Zubaidah yang sudah diperiksa polisi di Polsek
Babelan. Dalam pemeriksaan itu, penyidik menanyakan seputar profesi dan
keperluan pergi dari rumah. "Saya di sana diminta tanda tangan, enggak
tahu apa isi berkas yang saya tanda tangani," katanya.
"Saya
tidak menyangka kejadian ini menimpa suami," kata Zubaidah yang sudah
kehabisan airmata meratapi kesedihan ditinggal suami secara tak wajar. Suaminya
merupakan tulang punggung keluarga. Penghasilannya tidak menentu. "Dalam
seminggu biasanya mendapatkan Rp 300 ribu, paling banyak Rp 500 ribu,"
kata Zubaidah.
Untuk mendapatkan elektronik bekas atau rusak, biasanya mencari di sejumlah tukang barang bekas. Dari situ dibeli untuk dibawa pulang, diperbaiki, kemudian dijual lagi. Mencari rongsokan biasanya keliling ke beberapa tempat.
Pandi
(40) mertua almarhum Zoya, mengatakan menantunya itu sering keliling mencari barang
elektronik bekas selepas shalat Dzuhur. Hal ini dikarenakan tidak punya
kendaraan sebagai alat transportasi. "Kami menyewa sepeda motor milik
kerabat (Honda Revo dengan nomor polisi B 6755 FR), sehari Rp 15 ribu. Kalau
saya jatahnya pagi mencari televisi bekas, nah kalau menantu saya selepas zuhur
jalan," kata Pandi. Karena itu, Pandi sangat menyangsikan tuduhan dari
kepolisian, yang menyebut menantunya pencuri amplifier di mushala.
Lia (33) seorang warga yang tinggal di sekitar kediaman Zoya, mengatakan
hal senada. Lia mendesak polisi mengusut tuntas orang yang telah membakar Zoya.
“Kalau dari keluarga sih minta nama baiknya kembali, tapi kalau hukumannya
(untuk yang telah membakar) sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Lia.
Lia tidak percaya Zoya melakukan pencurian. Menurut dia, Zoya sosok yang
baik. “Orangnya baik, suka shalat berjamaah, ramah, enggak mungkin maling,”
kata Lia. Ia pun menyesalkan sikap warga yang main hakim sendiri dengan
mengeroyok dan membakar Zoya.
Kombes Asep Adi Saputra memastikan, pihaknya akan menyelidiki warga yang
main hakim sendiri dengan mengeroyok dan membakar Zoya. Menurut dia, saat ini
para saksi sudah memberikan keterangan terkait penegasan laporan tersebut. Ada
dua saksi yang telah diperiksa, yaitu marbot dan pengelola mushala.
Asep mengatakan, perilaku main hakim sendiri seperti halnya mengeroyok
dan membakar orang itu merupakan tindakan yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.
"Saya kira tindakan ini juga tidak dibenarkan. Main hakim sendiri
namanya. Tidak boleh begitu," kata dia.
Pihak kepolisian telah mendatangi keluarga Zoya. Menurut Asep, setiap
orang memiliki hak asasi manusia sehingga tidak dapat diperlakukan seperti itu,
walaupun diduga orang tersebut mencuri.
Warga yang melakukan tindakan main hakim sendiri, dapat terancam
sejumlah pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal tersebut
antara lain Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan, Pasal 170 KUHP tentang
Kekerasan, dan Pasal 406 KUHP tentang Perusakan.
Berdasarkan Pasal 351 KUHP, penganiayaan diartikan sebagai perbuatan
dengan sengaja yang menimbulkan rasa tidak enak, rasa sakit atau luka. Pasal
ini dapat mengancam tindakan main hakim sendiri yang dilakukan terhadap orang
yang mengakibatkan luka atau cidera.
Kemudian, berdasarkan penjelasannya, kekerasan yang dimaksud pada Pasal
170 KUHP yakni kekerasan terhadap orang maupun barang yang dilakukan secara bersama-sama,
yang dilakukan di muka umum seperti perusakan terhadap barang, penganiayaan
terhadap orang atau hewan, melemparkan batu kepada orang atau rumah, atau
membuang-buang barang sehingga berserakan. Pasal ini dapat disangkakan kepada
mereka yang main hakim sendiri di depan umum.
Lepas dari kejahatan kemanusiaan dengan membakar tersangka pencurian,
bagaimana kronologi yang sesungguhnya menurut Anda? Permasalahannya
sesungguhnya sederhana. Tetapi begitu kejujuran hilang, dan ingin menutupi
kesalahan diri atau kelompoknya, kita akan mendengar begitu banyak alibi.
Dan alibi yang dibangun, dimungkin untuk memposisikan Zoya dalam posisi
salah, agar dengan demikian tindakan kekejian yang lebih jahat daripada
“sekedar” mencuri amplifier itu bisa dimaklumi.
Semoga keadilan menemukan jalannya, bagi mereka yang teraniaya.
| Dirangkum dari kompascom dan detikcom serta berbagai sumber lainnya
oleh Sunardian Wirodono.
Apa cuma saya yg ga ngerti isi tulisan ini???????
BalasHapusBanyak yang nggak ngerti, nggak cuma Anda. Cuma Abda mungkin yang paling jujur, apalagi dengan nama Anonim. Terimakasih sudi mampir. Dan terimakasih atas simpatinya pada keluarga korban.
Hapuscuma orang tolol yg ga ngerti tulisan ini...keterangan saksi sangat bias...apalagi maslha kabel yg di potong,memangnya ampli itu ga pake jack colokan sebagai penghubung kabel ke amplinya..?tinggal tarik aja, kenapa harus ada skenario di potong?
HapusMungkin si anonim ini adlh salah satu pelaku pembunuhan zoya, atau mgkn dia adlh saudara dari salah satu pelaku.
HapusBisa jadi.
togel syariah
HapusTulisan yang bagus pak ❤
BalasHapusJelas sekali..
Semoga setelah kejadian ini mushalah dan masjid2 tidak akan sepi..
Sungguh penghakiman paling adil hanya pada Allah..
Siksa yg pedih bagi mereka yang bersalah, tempat mulia bagi mereka yg syahid..
Hati ikhlas dan sabar pada mrka yg di tinggalkan aamiin...
Tulisan yang empatik. Akhirnya semua akan mendapat keadilan yang Mahaadil. Siapapun yang tidak adil di dunia ini (berprasangka buruk, cepat terhasut, dsb), semoga cepat menyadarinya dan takut akan keadilan yang akan menghakimi perilakunya....
BalasHapushttps://m.youtube.com/watch?v=QLXSCRBl5UA
BalasHapusceritanya lebih runut di video tersebut.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKematian Zoya sudah menjadi Takdir Allah, agar istri anak dan keluarga Zoya mengikhlaskannya kepada Allah. Kita memohon kepada Allah agar misteri di balik kematian Zoya segera terungkap kebenarannya, amin Allahumma amin
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSebenarnya tidak harus detektif conan. Kan ada polisi.. kalo polisi gak bs mengusut lalu buat apa polisi?? Bukankah polisi di didik untuk itu?
BalasHapusSebenarnya tidak harus detektif conan. Kan ada polisi.. kalo polisi gak bs mengusut lalu buat apa polisi?? Bukankah polisi di didik untuk itu?
BalasHapusSevebarnya tidak harus detektif conan. Kan ada polisi.. kalo polisi gak bs mengusut lalu buat apa polisi?? Bukankah polisi di didik untuk itu?
BalasHapusOrang yang pertama menerikai maling beserta jajarannya,termasuk ibu sumiyati harus diperiksa detail,sebab mereka yg pertama meneriaki maling sehingga menyulut kemarahan warga,coba kalo mereka tidak meneriaki maling,paling tidk bicarakan baik2,kejadiannya tdk akan separah in.semua berawal dari penjaga masjid,marbot,sumiyati dan suaminya juga. Harus diperiksa scara tuntas.
BalasHapusDan semoga ada orang yg buka suara sbg penjual ampli yg tlh dibeli oleh Alm.zoya....kalo ada kesaksian penjual ampli kan ada titik terang Alm.zoya memang beli tdk nyuri.
saksi kunci satu2nya sudah tutup mulut tuk selama2nya,dan barang bukti adalah benda mati yang bisa dibawa dan diletakan dimana saja yang bisa diharapkan hanya kejujuran "BANG JALI"/H Rojali dalam memberikan kesaksian,sebab saya takut Bang Jali nggak jujur,setelah korban dihakimi massa dan meninggal ketika dicek kembali kedalam mushola ternyata amplifer masih ada ditempatnya lantas serentak mereka panik terus buru2 memotong kabel ampli dan meletakanya diatas sepeda motor korban sebelum para penegak hukum sampai sebagai barang bukti pencurian,hal itu tidak ada yang tahu selain orang2 yang terlibat didalamnya semoga kebenaranya dapat terungkap hanya Tuhan yang tahu
BalasHapushanya allah yang tau kebenarannya...
BalasHapussemoga pelakunya terungkap.....
Saya ga ngerti dgn org yg Bilang ga ngerti dg tulisan ini, yg terang benderang, Dan Kita dpt ambil poinnya. Sy ga yakin dengan keterangan saksi yg menyudutkan Alm, apakah mrk jujur atau mrk dalam sebuah skenario yg disutradarai org yg punya kewenangan? #tanyakenapa
BalasHapusBisa jadi si Rojali liat zoya bawa ampli keluar musholla, dia pikir si zoya nyuri,tanpa ngecek dahulu ampli musholla masih ad apa kagak,khawatir kehilangan jejak zoya, rojali buru2 ngejar zoya n menuduh pencuri,waktu di wawancara Rozali bilang zoya smpat minta maaf n ngaku klo dia memang yg nyuri ampli, tapi berbeda dengan cerita orang yg denger langsung dari zoya kalo dia gak nyuri, zoya digebukin trus dibakar, rojali pulang ke musholla, eh amplinya masih ada, trus disembunyiin,wallahu alam
BalasHapusWallohualam alloh swt tidak tidur biar di blz keburukan dengan siksaan yang lebih pedih di neraka, dan almarhum zoya mendapat tempat yang layak di sisi-NYA
BalasHapusWallohualam alloh swt tidak tidur biar di blz keburukan dengan siksaan yang lebih pedih di neraka, dan almarhum zoya mendapat tempat yang layak di sisi-NYA
BalasHapusBERITA BAIK UNTUK SEMUA ORANG
BalasHapusNama saya Amisha dari bogor di Indonesia, saya adalah perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu setiap orang untuk berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak kreditur pinjaman di sini adalah penipu dan mereka ada di sini. curang Anda dengan susah payah uang Anda, saya mengajukan pinjaman sekitar Rp500,000,000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 24 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 24 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya adalah Tentang menabrak karena hutang.
Sebagai pencarian saya untuk perusahaan pinjaman pribadi yang andal, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaannya adalah FANCY LOAN COMPANY. Saya kehilangan jumlah 15 juta dengan mereka dan sampai hari ini, saya tidak pernah menerima pinjaman yang saya usulkan.
Tuhan jadilah kemuliaan, teman-teman saya yang mengajukan pinjaman juga menerima pinjaman semacam itu, mengenalkan saya kepada perusahaan yang dapat dipercaya dimana Ibu Suzan bekerja sebagai manajer cabang, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp700.000.000 dan mereka meminta surat kepercayaan saya, Dan setelah mereka selesai memverifikasi detail saya, pinjaman tersebut disetujui untuk saya dan saya pikir itu adalah sebuah lelucon, dan mungkin inilah salah satu tindakan curang yang membuat saya kehilangan uang, tapi saya tercengang. Ketika saya mendapat pinjaman saya dalam waktu kurang dari 6 jam dengan suku bunga rendah tanpa agunan.
Saya sangat senang karena ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan mengenalkan saya kepada mereka dan karena saya diselamatkan dari membuat bisnis saya melonjak ke udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi dalam bahasa Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya Dia tidak tahu tentang Anniesa Hasibuan perusahaan mode saya
Jadi saya saran setiap orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk silahkan kontak
Ibu Suzan email: (Suzaninvestment@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: (Amisha1213@gmail.com), dan maria yang baru saja mendapat pinjaman dari suzan di: (maaria9925@gmail.com) dan Karina yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Suzan, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Suzan, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya:( Lukman.karina@yahoo.com).
Nama saya RONI DILLA, saya ingin menggunakan medium ini untuk memberi nasihat kepada setiap orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman internet kerana pemberi pinjaman internet begitu banyak di sini adalah semua penipu dan mereka hanya berkongsi cerita untuk menipu wang anda, saya memohon pinjaman sebesar Rp500.000.000 dari seorang wanita di Jerman dan saya kehilangan sejumlah Rp15.000.000 tanpa mendapat pinjaman,
BalasHapusPada tarikh ini pada 27 Februari, 2018, rakan saya Suri Yono di tempat kerja memberitahu saya bagaimana dia memohon pinjaman dari CAPITAL LOAN CENTER dan dia akhirnya menerima pinjamannya. Saya tidak pernah mempercayainya sehingga saya pergi bersamanya ke bank untuk mengesahkannya dan saya kagum kerana saya telah kehilangan banyak wang hanya untuk mendapatkan pinjaman untuk keluarga saya.
Semoga ALLAH memberkati puan yang baik untuk apa yang dia lakukan kepada saya dan keluarga saya, saya memberitahu kawan saya untuk memperkenalkan saya kepada ibu yang baik. Tomasa Justin, CAPITAL LOAN CENTER, dia dan saya memohon pinjaman sebesar Rp500,000,000.
Saya mematuhi terma dan syarat pinjaman syarikat dan permohonan pinjaman saya diluluskan untuk saya tanpa tekanan dan kesukaran.
Akhirnya, saya menerima pinjaman dalam akaun bank saya dan saya memanggil kawan saya Suri Yono bahawa saya telah menerima pinjaman itu dan saya juga telah memperkenalkan begitu ramai orang kepada Ibu Puan MARIA PEDRO yang Baik.
Saya mahu anda yang membaca kesaksian saya untuk menghubungi ibu yang baik jika anda memerlukan pinjaman supaya anda juga akan memberi keterangan mengenai muhibah ibu yang baik.
jadi saya menggunakan jalan ini untuk memaklumkan setiap orang Indonesia dan orang lain yang sesuai untuk membaca kesaksian saya dan dia memerlukan pinjaman untuk dihubungi
Puan MARIA PEDRO melalui EMAIL: [mariapedroguaranteetrustloan@gmail.com]
Yono melalui dia EMAIL: YONOSURI702@GMAIL.COM
Anda masih boleh menghubungi saya jika anda memerlukan maklumat lanjut melalui EMAIL: ronidilla5@gmail.com
Anda juga boleh menghubungi rakan saya Suri
sekali lagi terima kasih semua untuk membaca kesaksian saya, dan semoga ALLAH terus memberkati kita semua dan memberi kita hidup dan kemakmuran
KABAR BAIK BERITA BAIK
BalasHapusHalo semuanya, saya SUWANDI dari Indonesia. Saya menyarankan Anda semua di sini untuk tidak mengajukan pinjaman di mana-mana untuk perusahaan atau pemberi pinjaman di halaman web ini, sebagian besar perusahaan di sini adalah palsu, curang dan penipuan, dan juga beberapa kesaksian di sini salah mereka adalah orang yang sama. Karena itu, berhati-hatilah untuk tidak menjadi mitra mangsa Indonesia. Saya ditipu empat kali sekitar Rp 200.000.000 untuk biaya pendaftaran, biaya transfer, bea masuk dan biaya asuransi, setelah pembayaran ini saya tidak mendapatkan pinjaman, tetapi mereka meminta saya untuk membayar lagi dan lagi. Ini akan menarik Anda untuk Mengetahui ada undang-undang tentang pembiayaan hukum atau aturan boardings ini dalam memperoleh pinjaman dari setiap hukum pemberi pinjaman atau perusahaan. Saya bersyukur bahwa saya menerima pinjaman cepat sebesar $ 250.000 dari sebuah perusahaan yang teman saya Achmad Halima telah perkenalkan. Perusahaan pinjaman yang benar dan dapat dipercaya (ALEXANDER ROBERT). Mereka sekarang adalah perusahaan terbesar di AS, Eropa, dan di seluruh Asia. Misi dan komitmen Anda kepada Alexander's Loan Company didedikasikan untuk memudahkan impian Anda dan membantu kita semua yang telah ditipu dan ditipu dalam proses mendapatkan pinjaman segera, memberi Anda keramahan kelas dunia. Perusahaan Pinjaman Alexander atau pemberi pinjaman tahu apa yang harus ada di sepatu Anda dan mereka berusaha keras untuk tidak melupakan perasaan itu. Mereka akan mendapatkan kepercayaan Anda dengan menyampaikan kepada Anda informasi yang perlu Anda ketahui, jika Anda perlu tahu dan hak untuk menawarkan pinjaman (pedagang atau pinjaman pribadi) dan layanan keuangan.
Saya sangat berbakti untuk membantu negara saya mendapatkan pinjaman terhadap penipuan dan segera, email saya adalah (suwandirobby01@gmail.com) atau (achmadhalima@gmail.com)
Hubungi saya atau (alexanderrobertloan@gmail.com) untuk informasi lebih lanjut, saya bersedia membantu. Tuhan memberkati kalian semua.
Bonus Koin 55.000
BalasHapusDengan Total Deposit / Pindah Dana
============= BONUS RELOAD KETIGA DARI POKERAYAM ==================
|POKER | CEME | DOMINO99 | OMAHA | SUPER10
BONUS HARIAN YANG BERAGAM BISA DIDAPATKAN
MELAYANI SEMUA BANK DI INDONESIA
BANK NASIONAL + BANK DAERAH |
BBM : D8C0B757
WhastApp : 0812-2222-1680
Lnk : P0KERAYAM .TOP