Mungkin, dianggapnya, puasa
Ramadhan itu ibadah yang amat sangat berat, menyiksa, menyedihkan,
menderitakan; maka para puasawan dan puasawati harus habis-habisan
dihibur. Maka, program acara televisi kita, menjelang hingga buka dan
sahur puasa, mati-matian penuh dengan hiburan, canda-ria, dan maki-ria
(mengingat materi siarannya sering berisi caci-maki penghinaan pada orang lain).
Lihat acara-acara televisi pas buka dan sahur terutama di Trans TV, MNC
TV, Global TV, ANTV, Trans7, Kompas TV, kadang juga RCTI, SCTV,
Indosiar. Entah itu yang acara musik, kuis, dagelan nggak jelas, kita
benar-benar tidak melihat korelasinya dengan yang namanya puasa
Ramadhan. Yang penting acara meriah, penuh tawa dan tepukan dari
penonton (bayaran), dan iklannya banyak. Jadi tak ada hubungan makna
puasa yang mestinya asketis dengan ajakan untuk merayakan konsumsi.
Deddy Mizwar saja juga ikut sibuk membujuk orang untuk minum air badak,
supaya “hah”!
Salah siapa? Sesungguhnya adalah salah KPI (Komisi
Penyiaran Indonesia) yang mestinya menjunjung amanah untuk menjaga
kualitas siaran televisi kita. Tapi, slalu saja mereka berkilah begini
dan begitu, padahal sudah tahu UU Penyiaran 2002 kita sudah sangat
jelas.
Kalau artis-artisnya, terutama yang bernama Olga, Raffi
Achmad, dan temen-temen mereka yang sejenis, tak ada yang bisa kita
harap. Karena mereka adalah orang profesional yang mau dieksploitir
(karena honor jutaan). Siapa yang mengeksplotasi? Tentu saja para
programer dan kreatif media televisi. Kenapa programer dan kreatif
televisi bisa melakukan hal itu? Karena para komisioner KPI memang tidak
berfungsi.
Jadi kalau selalu ada ketidakpatutan yang diulang-ulang
dan berulang-ulang, semuanya itu wajar. Dan anggota DPR toh juga tak
pernah mengerti, bahwa polusi sampah siaran televisi ini sama
berbahayanya dengan korupsi dan narkoba. Karena dalam peemilihan
komisioner KPI yang baru kemarin saja, kita tahu kualitas seleksinya
juga memprihatinkan, karena anggota DPR yang menyeleksi juga bukan orang
yang mempunyai sensitivitas dan sensibilitas gender. Beberapa calon
komisioner, terutama yang perempuan, malah jadi obyek pelecehan sexual
anggota DPR yang tidak mulia itu. Jadi?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO
Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...
-
Catatan Tambahan: Tulisan ini sebenarnya saya tulis serius karena diminta oleh sebuah blog di Yogyakarta, yang bertagline; “Sedik...
-
UMAR KAYAM, lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun, seorang sosiolog, novel...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar