Selasa, Februari 24, 2009

Kerja Lapangan Danny Boyle

Kompas, Selasa, 24 Februari 2009 | 00:20 WIB

Ninuk Mardiana Pambudy

”Kepada Mumbai, semua yang telah membantu kami membuat film ini dan juga semua yang tidak membantu, terima kasih banyak. Anda semua membuat dia tampak kecil,” kata sutradara Danny Boyle seraya mengangkat piala Oscar di tangannya.
Boyle (52) menjadi orang paling berbahagia ketika film garapannya, Slumdog Millionaire, meraih 8 penghargaan dari 10 nominasi, termasuk 2 penghargaan paling bergengsi, yaitu sutradara terbaik dan film terbaik. Penyerahan Oscar dilakukan di Kodak Theater, Los Angeles, Minggu (22/2) malam waktu setempat.
Ini adalah Oscar pertama untuk sutradara kelahiran Manchester, Inggris, yang dikenal lebih banyak menyutradarai film-film beranggaran kecil. Banyak orang sudah menjagokan Slumdog menjadi film terbaik, dan para juri sependapat.
Boyle menyisihkan empat sutradara lain, yaitu David Fincher (The Curious Case of Benjamin Button), Stephen Daldry (The Reader), Gus van Sant (Milk), dan Ron Howard (Frost/Nixon).
Kemenangan Boyle dalam Oscar sudah diduga setelah dia mendapat penghargaan dari Directors Guild of America. Sebagian besar sutradara yang mendapat penghargaan itu umumnya juga mendapat Oscar.
Slumdog bercerita tentang seorang anak yatim piatu dari daerah kumuh di Mumbai, Jamal Malik (diperankan aktor Inggris keturunan India, Dev Patel) dalam memenangi juara pertama acara kuis televisi Who Wants To Be a Millionaire versi India, dengan kilas balik ke masa kanak-kanak Jamal.
”Anak-anak saya sudah terlalu besar untuk mengingat sekarang (apa yang saya pernah katakan), tetapi ketika mereka masih anak-anak, saya bersumpah di depan mereka bahwa jika keajaiban (memperoleh penghargaan Oscar) ini terjadi saya akan mengubah diri saya menjadi Tigger dalam cerita Winnie the Pooh,” kata Boyle dalam pidato kemenangannya.

Menjadi yatim
Boyle patut bangga dengan Slumdog. Film ini meraih Oscar untuk sinematografi, tata suara, pengeditan film, lagu asli, komposisi musik asli, dan skenario adaptasi terbaik. Selama pembuatan film di Mumbai, Boyle dan timnya menghadapi banyak tantangan, mulai dari ular piton, panasnya udara Mumbai, sampai birokrasi India selama tiga bulan pengambilan gambar.
Bahkan, setelah proses produksi selesai pada Februari 2007, film ini sempat menjadi yatim piatu ketika penyandang dananya, Warner Independent Pictures, salah satu divisi dari industri film raksasa Warner Bros, memutuskan melepas Slumdog.
Fox Searchlight Pictures kemudian mengambil alih film ini yang meraih sukses komersial dan mendapat pujian banyak kritikus film, November lalu. Sejak diputar di bioskop, Slumdog berhasil meraih 150 juta dollar AS meskipun dari Mumbai muncul kritik karena menggambarkan kaum dalit di daerah kumuh.
Sebagai sutradara berpengaruh di negerinya, reputasi Boyle dibangun melalui film beranggaran kecil, seperti Shallow Grave (1995) dan Trainspotting (1996). Film-film Boyle banyak mencampur realisme yang dingin dengan drama, sering kali dengan irama riuh, hal yang tampak nyata dalam Slumdog sehingga melodrama dalam film ini dapat menyenangkan banyak penonton.
Dia juga lebih menyukai bekerja di dunia nyata daripada di studio yang dia sebut ”tidak berjiwa”. Itu yang juga dia lakukan dengan Slumdog.
Lahir dari keluarga Katolik Irlandia yang taat, Boyle pernah menjadi putra altar selama enam tahun dan sempat berpikir ingin menjadi rohaniwan. Akhirnya dia belajar drama dan sastra Inggris di University of Wales di Bangor.
Dia memulai kariernya dari dunia teater karena, katanya, mendekati dunia teater lebih mudah daripada film. Dia menjadi Deputi Direktur Royal Court Theatre antara tahun 1982 hingga 1987.
Pada tahun 1987 Boyle mulai memproduksi film untuk televisi, Scout. Film-filmnya yang lain di antaranya A Life Less Ordinary (1997), The Beach (2000/2001), hingga Sunshine (2007).
”Saya tidak ingin membuat film yang sok, serius. Saya menyukai film yang memiliki semangat. Saat ini, ketika Anda berpikir tentang penghargaan dan ingin memenanginya, Anda berpikir harus membuat film serius, tetapi insting saya mengatakan buatlah film yang bersemangat, penuh kegembiraan,” kata Boyle seperti ditulis IMDb.com.

Kerja total
Di luar penghargaan Oscar, Slumdog mengundang kontroversi tentang pemeran masa kanak-kanak Jamal dan Salim, Rubina Ali (8) dan Azharuddin Ismail (8).
Orangtua kedua anak itu, menurut laporan media setempat, merasa dieksploitasi dan bayaran untuk mereka terlalu rendah. Harian The Telegraph dari Inggris melaporkan, keluarga kedua anak itu keadaannya tidak berubah, tetap tinggal di gubuk. Bahkan gubuk orangtua Azharuddin kena gusur.
Tentang kritik tersebut, Boyle mengatakan, kedua anak itu mendapat jaminan pendidikan dari produser film dan akan mendapat uang dalam jumlah besar setelah berusia 18 tahun asalkan mereka tetap bersekolah.
Boyle menolak menyebut jumlah uang yang akan diterima kedua anak itu dengan alasan dapat mengundang bahaya bagi keluarga itu sendiri dari komunitas mereka, termasuk dari para gangster. Sebagian hasil keuntungan film pun dijanjikan akan diberikan kepada organisasi nonpemerintah yang bekerja untuk pendidikan anak-anak daerah kumuh di Mumbai.
Pemahaman Boyle terhadap Mumbai adalah bagian dari cara dia bekerja langsung di lapangan. Meskipun belum pernah ke India, Boyle tidak ragu-ragu mengambil gambar langsung di lapangan. Bau tak sedap menusuk adalah pengalaman indrawi pertama yang menyergap dia.
”Semua serba ekstrem. Udaranya sangat panas, tehnya terlalu manis; semuanya serba terlalu banyak,” kata Boyle tentang Mumbai kepada CNN.com. ”Tetapi, itu sangat bagus untuk (membuat film) drama, sangat bagus.”
Boyle dan timnya mengambil gambar di jalan-jalan dan di seputar penanda kota berjuluk ”kota mimpi-mimpi” tersebut dan memakai pengguna jalan sebagai figuran. Boyle juga mengambil gambar di kawasan kumuh Dharavi—terbesar di Asia—dan Juhu yang terlihat dari bandara kota itu.
Karena hanya punya waktu terbatas di India, Boyle memutuskan pergi ke kawasan yang dia ingin masukkan ke dalam filmnya, lalu meminta para pemain berlatih di tempat. Bisa dibayangkan bila kemudian mereka menjadi tontonan warga setempat dan hal itu awalnya membuat para pemain gugup.
”Saya ingin merasa benar-benar terlibat dengan kota itu. Saya tidak ingin melihat ke dalamnya, memeriksanya. Saya ingin tercebur ke dalam kekacauan di sana sebanyak-banyaknya. Ada waktu antara pukul 02.00 sampai 04.00 di mana semuanya berhenti dan hanya anjing yang berkeliaran, tetapi di luar waktu itu, tempat itu adalah lautan kemanusiaan,” kata Boyle.



Aktor film Sean Penn dari Amerika Serikat (tengah), Penelope Cruz dari Spanyol (kanan), dan Kate Winslet dari Inggris memegang Piala Oscar mereka setelah masing-masing menang sebagai aktor terbaik, pemeran pembantu wanita terbaik, dan aktris terbaik dalam penyelenggaraan Academy Awards Ke-81, Minggu (22/2) di Kodak Theater, Hollywood, California, AS. Dalam Academy Awards itu diberikan penghargaan sinematik terbaik untuk 24 kategori. Foto by EPA/PAUL BUCK


Data Diri
Nama: Danny Boyle
Tanggal dan tempat lahir: 20 Oktober 1956, Manchester, Inggris
Karya:
- Sebagai sutradara (di antaranya): Slumdog Millionaire (2008, mendapat Oscar 2009), Sunshine (2007), Millions (2004), 28 Days Later... (2002), Alien Love Triangle (2002), Vacuuming Completely Nude in Paradise (2001) (TV), The Beach (2000/2001), A Life Less Ordinary (1997), Trainspotting (1996), Shallow Grave (1995), dan sejumlah film televisi di Inggris
- Sebagai produser: 28 Weeks Later (2007), Twin Town (1997), The Nightwatch (1989, TV), Elephant (1989, TV), The Rockingham Shoot (1987, TV)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...