Senin, April 30, 2018

Kebebasan dalam Berkaos pun yang Muncul Malah Chaos.

Persoalan pokoknya, ada serombongan orang (kebanyakan laki-laki dewasa) mengerubuti, mengintimidasi seorang ibu dengan anaknya di ruang publik (Car Free Day, Jakarta, 29/4). Jadi, jangan dibelokkan ke mana-mana.

Sebetulnya, tak ada hubungan, dan kita tak memasalahkan pakai kaos apapun. Entah diasibukkerja atau yang lain sibuk teriak 2019gantipresiden. Mau pakai kaos bergambar obamangising juga silakan.

Mangsalahnya ada serombongan lelaki mengintimidasi seorang perempuan, dan anaknya yang masih remaja. Perlakuan para lelaki pengeroyok itu, secara etik, kemanusiaan, tak pantas dan melanggar undang-undang privacy yang diatur oleh negara.

Jika kita mengidentifikasi kaos sebagai identitas pemakainya, maka bisa dibilang pemakai kaos 2019gantipresiden adalah yang anti Jokowi dan (mungkin) pro Prabowo. Bisa jadi mereka dari PKS bisa juga tidak. Bisa jadi FPI, bisa tidak. Tidak sangat penting. Tak penting pula mereka sepakat dengan gerakan 2019gantipresiden yang digulirkan PKS, yang bertekad 2019 mengganti Jokowi.

Yang diintimidasi, memakai kaos diasibukkerja, bisa jadi pendukung Jokowi. Dan karena itu, tentu tak sepaham dengan pemakai kaos 2019gantipresiden. Tapi, dalam hukum pidana, itu semua tak penting. Fakta yang tak bisa dibantah, orang-orang pemakai kaos 2019gantipresiden mengusik privacy seorang ibu pemakai kaos diasibukerja. 

Dari berbagai tayangan video, sulit membantah itu bukan tindakan kekerasan, yang berunsur pelanggaran pidana.  Semoga jelas, dan jangan dibelokkan ke mana-mana.

Tak ada yang salah dari pemakaian kaos. Yang salah (karena diatur UU), adalah mengintimidasi liyan karena beda pilihan. Tindakan mengkafirkan orang karena beda agama, memfitnah (ujaran kebencian, menyebar hoax) karena apapun, di ranah pidana hal itu pelanggaran hukum negara. Semestinya itu urusan Polisi sebagai hamba wet

Fakta itu, menyodorkan realitas, pemakai kaos 2019gantipresiden, orang-orang yang tak matang dalam berpolitik, tak tahu berdemokrasi, tidak punya etika, tak bisa berdialog, tukang paksa pada yang berbeda, dan bagian buruk dari kebobrokan bangsa. Wong beda pilihan kok jadi norak bin bar-bar. Pasti tidak pernah baca 12 wasiat nabi dalam berperang. 

Di tengah kekhawatiran, doa kita bisa jadi makin sederhana; Semoga Jokowi dimuliakan. PKS dan Prabowo tak lagi jadi pilihan. Mari berpihak pada kemauan baik dan kebaikan. 

Tidak takut ancaman liyan, atas nama apapun, demi kemanusiaan yang adil dan beradab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...