Kamis, Februari 05, 2015

Jokowilover dan Jokowihater dalam Revolusi Mental-mentul


Ketika kita menilai seseorang, kita sudah memenjarakan orang itu dalam sudut dan atau bingkai pandang kita. Tak peduli siapa dia.
Bukan kata-kata mutiara, namun proses kerja psikologis kita ketika melakukan hal itu. Kadarnya tentu berbeda-beda. Ada yang perlu cross-check, konfirmasi, meski tak sedikit yang hanya afirmasi, atau bahkan menyodorkan potretannya sebagai kebenaran, atau kenyataan (dalam framingnya).
Padahal, sebagaimana pun canggihnya sebuah kamera, ia tak bisa sepersis-persis menggambarkan kenyataan obyek, meski kamera untuk tiga dimensi sekali pun. Apalagi kalau kameranya buruk, kapasitasnya pas-pasan, dan rusak pula.
Di negeri kita ini, alangkah mudah ngomong teori konspirasi, dan bahkan kini  muncul lagi istilah brutus, tapi tak pernah ngomong trubus. Dan kita tak pernah mendapat penjelasan memadai, apa maksud semua itu, bagaimana contoh serta bukti-bukti logisnya, diluar begitu banyak asumsi yang dimuntahkan?
Apalagi di hari-hari ini, dengan sosmed sebagai penguasanya. Dan tanpa tradisi literacy yang kukuh, tiba-tiba kita digoda oleh sosmed yang memaksa kita menulis. Hingga semua orang bisa berpendapat, karena itu juga bisa mengakibatkan pendapatan. Sosmed benar-benar menjadi media ampuh, bahkan untuk nabok nyilih tangan sekalipun. Termasuk munculnya nama aneh-aneh, hingga Sawito Kartowibowo pun bisa hidup dengan teknologi tinggi.
Dari sebuah stasiun televisi, masyarakat diajari bagaimana menilai orang dari gesture, dan itu pun dianggap sebagai referensi memadai serta akurat benar. Maka orang-orang kemudian menilai, dan menghukum seseorang, karena gesturenya. Dari melihat gambar tak bergerak pun, orang bisa melakukan penilaian, “dilihat dari gesturenya, juga sorot matanya, ia pasti bohong,…”
Tak jelas siapa yang berbohong sebenarnya.
Padahal, orang jaman dulu, juga ujar banyak agama, selalu mengajarkan; Nilailah manusia dari perbuatannya. Penjabaran logisnya kemudian dibuat; perbuatan yang tentu telah dilakukan, apa akibatnya bagi liyan, niatan, dan konsistensinya.
Tapi orang jaman kini telah menyergahnya dengan pertanyaan: Sebelum ia berbuat, kita kuliti dulu ia, jangan sampai (atau jangan-jangan) ia merugikan kita. Karena kita begitu mudah tidak percaya pada yang bisa kita nalar, tetapi begitu tak berdaya pada yang tidak bisa dinalar sekali pun. Atau mungkin juga karena dorongan curiga yang makin menguat kini, dalam psikologisme dan egosentrisme kita. Ada yang memang karena profesinya ‘gitu’, ada juga yang bentuk lain dari bawah sadar eksistensialisme. Kesadaran akan kehadiran, aktualisasi, atau kepentingan.
Dalam kepolitikan nasional kita, demokrasi memang tampak hidup. Tapi pasti kita berusaha menolak-nolak, jika Lipset mengatakan; demokrasi modern hanya dapat terjadi dalam industrialisasi kapitalis. Hanya karena kata ‘kapitalis’ telah dijadikan berhala, bukan telaah yang hidup.
Apakah ucapan Seymour M. Lipset berarti hanya di Negara kapitalis akan muncul demokrasi? Sementara di Indonesia, yang satria piningit pun masih dinanti-nanti, demokrasi selalu menjadi kata kontroversi, dan tidak produktif. Bagi yang percaya teori konflik Huntington, tentu lain lagi pasalnya. Baik jokowilover maupun jokowihater, memang butuh revolusi mental. Asal tidak mental mentul.

1 komentar:

  1. saya PAK SLEMET posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan

    BalasHapus

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...