Jumat, Juni 19, 2015

Membacai Alam Sekitar

Mahatma Gandhi (1869-1948) adalah seorang kutu buku sejak anak-anak. Namun tidak semua orang suka dengan kegemaran membacanya. Bahkan guru sekolah, teman-teman sekelas, dan ibunya pun.
Gandhi beberapa kali mengecewakan gurunya, lebih karena pikirannya baru tertambat pada buku yang sedang dibaca. Bahkan Gandhi bisa mangkir dari kewajiban datang pada sore hari, atas undangan gurunya untuk latihan sepakbola, gegara asyik membaca buku. Dan untuk itu ia kena hukuman.
Demikian juga ia lebih banyak menghindari ajakan teman-temannya untuk bermain, karena lebih memilih menyendiri membaca buku.
Gandhi anak yang pemalu. Tak seberapa senang berkawan. Buku dianggap adalah kawan-kawannya. Ia juga tak suka olahraga, karena kegiatan ini hanya akan menyebabkan ia bertemu dengan teman-temannya.
Tapi, suatu saat, ibunya menghampiri Gandhi yang sedang membaca buku, "Nak, lihatlah ke luar, lihatlah betapa indahnya sore ini. Sayang kalau kamu lewatkan begitu saja. Kita harus pandai menikmati saat-saat yang seindah ini. Letakkanlah buku, pergilah ke luar, carilah kawan-kawanmu dan bermain. Kamu membutuhkan udara segar."
Gandhi sebenarnya enggan menutup bukunya. Sama sekali tak ada keinginannya untuk bermain dengan kawan-kawan. Namun Gandhi tak mau menentang ibunya. Ia mematuhi dan pergi keluar.
Ia berjalan tak tentu arah. Namun lama-kelamaan ia mulai merasakan udara segar yang seolah-olah membuatnya lebih bergairah dan memperhatikan sekeliling. Ia pun mulai dengan petualangannya yang baru.
"Ibu selalu betul. Terimakasih karena Ibu telah membukakan mataku," kata Gandhi sepulang dari jalan-jalan sore itu. "Jika aku terus membaca di kamar, aku tidak akan sadar bahwa masih ada hal-hal lain yang bisa dinikmati selain fesbukan, eh, membaca ding,..."
"Banyak hal-hal lain yang masih harus kamu pelajari, Nak," ujar ibunya kemudian. "Hal-hal yang tidak bisa dipelajari dari buku-buku. Bukalah matamu, dan perhatikan alam sekitarmu lebih baik, kelak kamu mengerti apa yang Ibu maksudkan,..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...