Selasa, Februari 18, 2014

Damardjati Supadjar In Memoriam: Di Antara Tahu Telu Pat dan Sang Penipu

Syahdan pada suatu pagi, telepon rumah berdering. Agak malas ngangkat karena beberapa hari kalau telpon itu berdering, selalu aneh-aneh. Entah yang minta dikirimin air galon, atau kadang pertanyaan; apakah masih jual minyak tanah?
Tapi saya angkat juga akhirnya, atas nama kasihan.
"Mas Nardian,..." suara tua terdengar dari horn telpon tua. Yang nelpon ke telpon rumah biasanya memang para ortu dan jadul.
Saya masih menebak-nebak, tapi suara dari ujung horn melegakan saya, "Saya Pak Damarjati,..."
Oh, ternyata dari Prof. Damarjati Supadjar, guru besar filsafat UGM. Salah satu filosofinya yang paling saya suka adalah 'tahu telu pat'. Manis, pedas, tapi kalau sial kadang ketemu asin. Dan kalau sudah bertemu beliau, siap-siap tebal kuping untuk mendengarkan antara dunia nyata dan tidak nyata, termasuk ketika beliau menawari saya untuk membuat koran harian.
Prof Damar mengajak saya ke Kulon Progo (D.I. Yogyakarta). Ada seorang aneh yang mau membiayai ide gila Prof Damar. Yakni membiayai 5.000 sarjana plus, tiap bulan digaji Rp 3 juta, untuk dilatih selama 6 bulan, menjadi pelopor pembangunan lingkungan. Setelah itu, jika pelatihan usai, mereka disebar ke beberapa desa, untuk membangun jiwa-raga masyarakat, dan tetap juga digaji dengan angka yang lebih tinggi lagi.
Sepanjang jalan dari rumah ke Kulon Progo, Prof. Damar menyetir Fiat tuanya yang antik sembari bercerita. Hm, mobil tua, pengemudi tua. Suara mesin bercampur bodi mobil yang berkeriyek.
"Biar saya ganti, Prof,..."
"Tidak usah, nanti malah repot,..." kata Prof Damar, menolak permohonan saya untuk menyetir mobilnya. Mungkin dia tahu, bukan karena rasa kasihan tapi karena saya pengen ngrasain gimana gituuu nyetir mobil Fiat 1937 yang putih mulus. Sementara Prof merasa mobilnya sudah menyatu dengannya. Damarjati Supadjar adalah kolektor mobil antik (VW dan Fiat), yang nyambi jadi guru besar filsafat di UGM. Master filsafat timur dari Rijks Universiteit, Leiden, ini punya hobi buka warung tahu telupat (saya sih nyebutnya tahu-guling).
Sampai di tempat yang dituju, kami mendapatkan sambutan yang mewah. Orang yang dimaksud konon adalah anak salah satu ajudan Bung Karno. Tapi beliau mengaku berseberangan dengan Megawati. Kenapa nyangkut di Kulon Progo? Seperti diceritakan Prof Damar, orang ini dari nyekar ibunya di Wates, terus waktu mau ke Yogya membaca spanduk di jalan tentang pementasan wayang kulit "Wahyu Cakraningrat". Itulah yang membuat orang itu merasa mendapat wahyu, hendak mengabdi pada negeri Indonesia. Semula, orang ini adalah konsultan keuangan di Swedia. Wah, pasti duitnya banyak, nih!
Saya ingat, pertemuan di gedung bioskop yang terletak di jalan Diponegoro Wates. Gedung itu setahu saya, gedung tua dan tak terawat. Tapi, waktu itu gedung dalam kondisi bersih, baru saja direhab. Orang ajaib yang diceriterakan Prof. Damar menceritakan bagaimana ia ingin menyulap gedung bioskop itu menjadi kantong kebudayaan.
Wajah dan tubuhnya bersih, baunya wangi. Umurnya mungkin 60-an. Selalu berada di dekatnya seorang perempuan muda, mirip Ibu Yani Saptohoedojo waktu masih muda. Sangat memukau (ehm). Dan saya bisa menilai, orangnya perfect. Anak-anak desa yang direkrutnya, mampu menyajikan European Food yang nyaris sempurna. Padahal katanya, itu pembelajaran belum dua bulan. Beliaunya sendiri yang melatih anak-anak desa itu.
Orang ajaib ini, selama di Kulon Progo, menginap di rumah dinas Bupati Kulon Progo waktu itu. Wah, wah, sepertinya sakti ini orang.
Saya makin takjub. Tapi, di lain waktu saya meminta informasi dari sahabat saya di Kulon Progo. Mau tahu siapa orang itu, kok ajaib banget? Sahabat saya (wartawan) bilang, orang ini bajingan. Waduh! Tapi saya percaya informasi ini. Cuma bagaimana memberitahu Prof. Damar, sementara beliau sedang mabuk kepayang dengan program pencerahan itu?
Pusing saya.
Sebulan lebih saya tak bertemu Prof. Damar. Sampai saya membaca berita di koran tentang peristiwa di Kulon Progo. Ada seorang lelaki dilaporkan ke polisi dengan tuduhan melarikan anak gadis orang. Orang yang dilaporkan itu ternyata si orang ajaib yang hendak membiayai proyek Prof. Damar.
Buru-buru saya ke rumah Prof. Damar, yang cuma 15 menit sepancalan kaki. Sayangnya beliau tak ada. Saya sisipkan koran yang memuat berita tadi. Saya lingkari dengan ballpen yang tergantung di gantungan beras jimpitan rumah Prof. Damar.
Esok harinya, Prof Damar menelpon, "Mas Nardian, saya punya resep tahu telu pat yang istimewa,...."
Njranthal saya ke rumah Prof Damar. Siap mendengarkan mimpi apalagi.

| Ah, Prof. Damailah engkau kini, dalam sonya-ruri Mahagusti. RIP Prof. Dr. Damardjati Supadjar (30 Maret 1940 - 17 Februari 2014).

1 komentar:

  1. saya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan










    BalasHapus

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...