Minggu, November 11, 2012

Orang-orang yang Mudah Dicuciotak


Tidak semua orang bisa dengan mudah dicuci otak (brainwashing). Namun beberapa orang tertentu justru sangat mudah terpengaruh atau dicuci otak.
Ini beberapa tipikal orang yang mudah dicuci otak. Dan boleh dicoba.
Beberapa faktor psikis dapat membuat orang mudah terpengaruh dengan proses cuci otak:
1. FAKTOR PSIKIS YANG LABIL. Misal memiliki rasa negatif, bingung atau ragu dengan identitas dirinya sendiri.
2. PSIKOLOGIS YANG SOMBONG. Tak hanya orang yang psikisnya labil, yang mudah dicuci otak. Orang yang percaya diri berlebihan, alias kesombongan psikologis, juga bisa dengan mudah dipengaruhi.
Misal orang-orang yang egois dan bangga, bahwa apapun yang ia percaya secara otomatis adalah benar, namun tidak didukung dengan pengetahuan yang luas dan mendasar.
3. ORANG YANG MENGALAMI TEKANAN FISIK DAN MENTAL. Hal ini karena kondisi tersebut membuat orang menjadi kelelahan, tidak berdaya, hingga akhirnya mengurangi kemampuan berpikir, dan menolak pengaruh baru yang diberikan.
Kenapa dengan tipikal tersebut gampang dicuci otak? Karena dalam cuci otak ada tiga prinsip dasar yang bisa mengenai orang-orang seperti contoh di atas.
Dalam psikologi, studi tentang cuci otak sering disebut dengan reformasi pikiran (thought reform) yang masuk dalam lingkup pengaruh sosial. Teknik cuci otak ini nantinya bisa mengubah sikap, kepercayaan dan perilaku orang.
Cuci otak merupakan bentuk parah dari pengaruh social, yang menggabungkan semua pendekatan untuk menyebabkan perubahan dalam cara berpikir seseorang. Hal itu terjadi tanpa persetujuan orang tersebut, dan sering bertentangan dengan kehendaknya (DiscoveryHealth).
Karena cuci otak adalah bentuk pengaruh invasif, teknik ini memerlukan isolasi lengkap dan ketergantungan subjek. Itu sebabnya, kegiatan cuci otak kebanyakan terjadi pada kamp penjara atau tempat dengan pengawasan penuh. Atau bisa juga, pada keluarga yang tertutup.
Si agen pencuci otak (brainwasher) harus memiliki kontrol penuh atas target (brainwashee), sehingga menyebabkan pola tidur, pola makan dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia lainnya. Tergantung pada kehendak agen. Agen dalam hal ini, bisa berwujud orangtua, dan target bisa berupa anak.
Dalam proses cuci otak, agen secara sistematis memecah identitas target ke titik yang tidak bekerja lagi. Agen kemudian menggantikannya dengan satu set perilaku, sikap dan keyakinan yang bekerja di lingkungan target saat ini. Itulah yang membuat kebanyakan target bisa melupakan kepercayaan, dan keyakinan yang dilakukannya, sebelum proses cuci otak.
Beberapa definisi cuci otak, memerlukan adanya ancaman bahaya fisik. Definisi lain bergantung pada paksaan non-fisik dan control, sebagai sarana efektif untuk menegaskan doktrin atau pengaruh.
Terlepas dari definisi yang digunakan, banyak ahli percaya,  bahwa efek dari proses yang paling sering terjadi dari cuci otak adalah efek jangka pendek. Artinya identitas lama korban, pada kenyataannya, tidak diberantas. Tetapi hanya disembunyikan. Jika 'identitas baru' dihentikan, maka keyakinan awalnya akan mulai kembali normal.
Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...