Selasa, Juni 05, 2012

Bung Karno, Hidup Atas Imagination dan Jiwa Besar

Hari ini ganjil (bukan genap) 111 tahun usia Sukarno, Bung Karno, yang lahir di Surabaya (bukan Blitar) pada 6 Juni 1901. Namun lantaran Presiden pertama Republik Indonesia itu wafat pada 21 Juli 1970, maka usianya di dunia 'hanya' 69 tahun. Meski begitu, hampir setengah abad sudah, pemikiran Sukarno masih terus hadir dalam perbincangan dan perjalanan republik ini. Sudah banyak yang menulis tentang siapa Sukarno, anak pasangan guru Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai itu. Dan thread mengenai Sukarno paling gampang dicari di Simbah Google, karena itu untuk ulangtahunnya yang ke-111 ini, saya kutipkan salah satu pidato Sukarno yang cukup menarik. Sengaja saya kutipkan dalam ejaan aslinya waktu itu, meski sebenarnya pidato ini akan jauh lebih dahsyat jika didengarkan secara langsung (SW).

Saudara-saudara, djuga saja pernah tjeritakan di negara-negara Barat itu hal artinja manusia, hal artinja massa, massa. Bahwa dunia ini dihidupi oleh manusia.
Bahwa manusia di dunia ini, Saudara-saudara, "basically", pada dasar dan hakekatnja, adalah sama; tidak beda satu sama lain. Dan oleh karena itu manusia inilah jang harus diperhatikan. Bahwa massa inilah achirnja penentu sedjarah, "the makers of history". Bahwa massa inilah jang tak boleh diabaikan, dan bukan sadja massa jang hidup di Amerika, atau Canada, atau Italia, atau Djerman, atau Swiss, tetapi massa di seluruh dunia.
Sebagai tadi saja katakan: Bahwa "world prosperity", "world emancipation", "world peace", jaitu kekajaan, kesedjahteraan haruslah kekajaan dunia: bahwa emansipasi adalah harus emansipasi dunia; bahwa persaudaraan haruslah persaudaraan dunia; bahwa perdamaian haruslah perdamaian dunia; bahwa damai adalah harus perdamaian dunia, berdasarkan atas kekuatan massa ini.
Itu saja gambarkan, saja gambarkan dengan seterang-terangnja. Saja datang di Amerika (terutama sekali di Amerika), Djerman, dan lain-lain dengan membawa rombongan. (Pada) rombongan inipun selalu saja katakan: Lihat, lihat , lihat, lihat! Aku jang diberi kewadjiban dan tugas untuk begini: Lihat, lihat, lihat! Aku membuat pidato-pidato, aku membuat press-interview, aku memberi penerangan-penerangan; aku jang berbuat, "Ini lho, ini lho Indonesia, ini lho Asia, ini lho Afrika!"
Saudara-saudara dan rombongan: Buka mata! Buka mata! Buka otak! Buka telinga!
Perhatikan, perhatikan keadaan! Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin tjarilah peladjaran dari pada hal-hal ini semuanja, agar supaja saudara saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerdjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air.
Apa jang mereka perhatikan, Saudara-saudara? Jang mereka harus perhatikan, bahwa di negara-negara itu, terutama sekali di Amerika Serikat, apa jang saja katakan tempoh hari di sini "Hollands denken" tidak ada.
"Hollands denken" itu apa?
Saja bertanja kepada seorang Amerika. Apa "Hollands denken" artinja, berpikir secara Belanda itu apa? Djawabnja tepat Saudara-saudara, "That is thinking penny-wise, proud and foolish," katanja.
"Thinking penny-wise, proud and foolish."
Amerika, orang Amerika berkata ini, " Thinking penny-wise", artinja hitung,... satu sen. Satu sen,... lha ini nanti bisa djadi dua sen apa ndak? Satu sen, satu sen,... "Thinking penny-wise,..."
"Proud": congkak, congkak.
"Foolish": bodoh.
Oleh karena akhirnja merugikan dia punja diri sendirilah. Kita itu, Saudara-saudara, 350 tahun dicekoki dengan "Hollands denken" itu.
Saudara-saudara, kita 350 tahun ikut-ikut, lantas mendjadi orang jang berpikir "penny-wise, proud and foolish" (secara gampangnya, 'hanya berfikir untung rugi', pragamatisme, ed).
Jang tidak mempunjai "imagination", tidak mempunjai konsepsi-konsepsi besar, tidak mempunjai keberanian. Padahal jang kita lihat di negara-negara lain itu, Saudara-saudara, bangsa-bangsa jang mempunjai "imagination", mempunjai fantasi-fantasi besar: mempunjai keberanian; mempunjai kesediaan menghadapi risiko; mempunjai dinamika.
George Washington Monument misalnja, tugu nasional Washington di Washington, Saudara-saudara. Masja Allah! Itu bukan bikinan tahun ini; dibikin sudah abad jang lalu, Saudara-saudara.
Tingginja! Besarnja! Saja kagum arsiteknja jang mempunjai "imagination" itu, Saudara-saudara.
Bangsa jang tidak mempunjai imagination tidak bisa membikin Washington Monument.
Bangsa jang tidak mempunjai imagination, ja, bikin tugu ja "rong depa" ('a' dibaca seperti dalam kata "mall", artinya dua depa, dua kali panjang bentangan tangan, artinya 'amat pendek', ed), Saudara-saudara.
Tugu "rong depa" katanja sudah tinggi, sudah hebat.
"Pennj-wise " tidak ada, Saudara-saudara.
Mereka mengerti bahwa kita, atau mereka, djikalau ingin mendjadi satu bangsa jang besar, ingin mendjadi bangsa jang mempunjai kehendak untuk bekerdja, perlu pula mempunjai imagination. Imagination (jang) hebat, Saudara-saudara.
Perlu djembatan? Ja, bikin djembatan, tetapi djangan djembatan jang selalu tiap-tiap sepuluh meter dengan tjagak (tiang, ed), Saudara-saudara.
Ja, umpamanja kita di sungai Musi.
Tiga hari jang lalu saja ini di tempatnja itu lho, Gubernur Sumatera Selatan, Pak Winarno di Palembang. Pak Winarno, hampir-hampir saja kata dengan sombong,
menundjukkan kepada saja "ini lho Pak! Djembatan ini sedang dibikin, djembatan jang melintasi Sungai Musi."
Saja diam sadja.
"Sungai Ogan,..."
Saja diam sadja, sebab saja hitung-hitung tjagaknja itu.
Lha wong bikin djembatan di Sungai Ogan sadja kok tjagak-tjagakan!
Kalau bangsa dengan imagination, zonder tjagak (tanpa tiang, ed), Saudara-saudara!
Tapi, sini beton! Tapi, situ beton! Satu djembatan, asal kapal besar bisa berlalu di bawah djembatan itu!
Dan saja melihat di San Fransisco misalnja, djembatan jang demikian itu; djembatan jang pandjangnja empat kilometer, Saudara-saudara; jang hanja beberapa tjagak sadja.
Satu djembatan jang tinggi dari permukaan air, hingga limapuluh meter; jang kapal jang terbesar bisa berlajar di bawah djembatan itu.
Saja melihat di Annapolis, Saudara-saudara, satu djembatan jang lima kilometer lebih pandjangnja,...
Imagination, imagination, imagination,...! Tjiptaan besar!
Kita jang dahulu bisa mentjiptakan tjandi-tjandi besar seperti Borobudur dan Prambanan, terbuat dari batu jang sampai sekarang belum hancur; (tapi sekarang, ed) kita telah mendjadi satu bangsa jang kecil djiwanja, Saudara-saudara!
Satu bangsa jang sedang ditjandra-tjengkalakan di dalam tjandra-tjengkala djatuhnja Madjapahit, sirna ilang kertaning bumi! Kertaning bumi hilang, sudah sirna sama sekali. Mendjadi satu bangsa jang kecil, satu bangsa tugu "rong depa" (bangsa yang kerdil, ed).

***

Saja tidak berkata berkata bahwa Grand Canyon tidak tjantik. Tapi saja berkata: Tiga danau di Flores lebih tjantik daripada Grand Canyon. Kita ini, Saudara-saudara, bahan tjukup: bahan ketjantikan, bahan kekajaan. Bahan kekajaan sebagai tadi saja katakan: "we have only scratched the surface". Kita baru nggaruk di atasnja sadja.
Kekajaan alamnja, Masja Allah subhanallahu wa ta'ala. Kekajaan alam.
Saja ditanja: Ada besi di tanah-air Tuan?
Ada!
Sudah ketemu?
Belum digali!
Ja, benar! Arang-batu ada, nikel ada, mangan ada, uranium ada. Percajalah perkataan Pak Presiden. Kita mempunjai uranium pula. Kita kaja, kaja, kaja-raja, Saudara-saudara.
Berdasarkan atas imagination, djiwa besar, lepaskan kita ini dari hal itu (kekerdilan, ed), Saudara-saudara.
Gali! Bekerdja! Gali! Bekerdja!
Dan kita adalah satu tanah air jang paling tjantik di dunia.

|Kutipan Tjeramah Presiden R.I., Ir. H. Sukarno di Semarang, 29 Djuli 1956

1 komentar:

  1. saya PAK SLEMET posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan











    saya PAK SLEMET posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan

    BalasHapus

KARENA JOKOWI BERSAMA PRABOWO

Presiden Republik Indonesia, adalah CeO dari sebuah ‘perusahaan’ atau ‘lembaga’ yang mengelola 270-an juta jiwa manusia. Salah urus dan sala...